Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

Menjaga Sungai Merawat Iklim

Gambar
"Gejala paling jelas di negeri kita yang mempunyai dua musim adalah kekeringan di musim kemarau dan kebanjiran di musim hujan. Kini akibat perubahan iklim kita mengenal musim kering dan musim banjir.  Sungai menjadi salah satu penanda penting dari fenomena perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Wajah sungai adalah cermin dari perilaku kita.  Jasa atau layanan ekologis/ekosistem ruang sungai bukan hanya soal keteduhan, kejernihan airnya tetapi juga sumber perekonomian rakyat.  perlu ripaian sungai, restorasi ekosistem, restoasi kelembagaan, hidrologi dan Restorasi sosio ekonomi Kultural, apa partisipasi yang dapat kita lakukan?"  Oleh Fitriyani Sinaga Lahan petani yang Kering Climate Change atau perubahan iklim adalah kondisi ketidakseimbangan iklim akibat pola pemanfaatan sumberdaya, lingkungan, ruang dan lahan yang tidak ramah lingkungan atau tidak memperhatikan prinsip keberlanjutan. Gejala paling jelas di negeri kita yang mempunyai dua musim adalah kekering

Masyarakat Adat vs RUU Pertanahan, Sebuah Refleksi Hari Tani, Utopis Kelestarian Hutan?

Gambar
Petani Kutai Barat “ Hutan dikelola secara lestari menjadi mimpi kita bersama. Hutan dan lahan pertanian sebagai sumber daya alam yang dapat diperbaharui semestinya bisa dikelola bertani secara adil dan ekologis  guna mendukung perikehidupan bersama, khususnya masyarakat yang tinggal disekitarnya. Kepastian hak Masyarakat adat sebagai wujud pengakuan dan perlundungan masyarakat adat di wilayah hutan adat yang Eksistensinya bertani, berburu dan berusaha di sektor kehutanan dengan mengedepankan ekologi dan pendekatan Sosio Kultur. Refleksi atas tani hari ini, ketahanan pangan, kinerja Parlemen dan pemerintah dalam menyelesaikan reforma agraria: Mari  tolak RUU Pertanahan, menyelesaikan masalah tetapi mengabaikan akar masalahnya. Pak Tani Ku kusayang, pak tani Ku Malang”. Oleh Fitriyani Sinaga Hari Tani dan Penolakan RUU Pertanahan Dalam kondisi resesi pangan dan kebijakan tani saat ini bahkan telah memasuki era depresi kebijakan nasional. Kita masih menyaksikan secara kontra

Karhutla di Kaltim: Surga Angrek Hitam Cagar Alam Kresik Luway Hangus

Gambar
“Indonesi Darurat Oksigen. Karhutlah di Sumatra dan Kalimantan. Titik api semakin meluas di Kalimantan, tidak hanya  Kalbar dan kalteng api kini sampai ke Kutai barat dan Muara Bengkal Kutai Timur.    sejak 16 September 2019, Karhutla di Surga Pulau Anggrek, Kresik Luway Kutai Barat, Satu-satunya habitat alami flora dilindungi Anggrek hitam ( Coelogyne pandurata Lindl.) Kawasan Konservasi  Cagar Alam pusat diversitas beranekaragam spesies Anggrek kawasan tropis. Tumbuhan langka yang dinobatkan sebagai Flora Puspa Kalimantan timur terancam Punah ” Oleh Fitriyani Sinaga Api Menyala-nyala di Kresik Luway Kutai Barat Kondisi Terkini Cagar Alam Kresik Luway Terhitung sejak 16 september 2019 lalu, kobaran api mulai terlihat ke pemukiman warga Kutai Barat daerah Kampung Empas kecamatan Melak Kutai Barat. Kebakaran Hutan lahan (karhutla) melebar hingga ke wilayah lain seperti daerah Sekolaq Darat bahkan sampai meluas ke kawasan Konservasi Cagar Alam sekitar Kresik luway. Te

Jurnalisme Kampanye Sungai: Pengetahuan dan Ekspresi Budaya

Gambar
Sungai adalah Air Kehidupan. Air dan kehidupan adalah dua hal yang tak terpisahkan. Setiap mahkluk perlu air untuk hidup, air bukan hanya menghidupkan tetapi juga merupakan sarana atau ruang hidup. Jika hanya kita biarkan saja maka tak lama lagi SKM akan menjadi Sungai Mati. Sungai Karang Mumus perlu dikembalikan kesehatan, kebersihan dan produktifitasnya. Jika sungai kembali sehat maka kualitas, kuantitas dan kontinuitas airnya akan terjaga. Kita tak akan kelebihan tetapi juga tak kekurangan air. Koran Sungai “Memulihkan Kondisi, Fungsi dan Kemanfaatan Sungai Karang Mumus bagi lingkungan hidup yang baik dan sehat serta kesejahteraan masyarakat, binatang dan ruang hidup liar (alami” Proses pembelajaran di Sekolah Sungai Karang Mumus akan terdiri dari pembelajaran di dalam dan di luar ruang kelas. Materi pembelajaran meliputi pengetahuan, ketrampilan, praktek, aksi dan refleksi. Adapun materi pengetahuan utama yang akan dipelajari adalah : Komunitas Peduli

Jalan Masih Panjang : Karang Mumus

Gambar
Apa yang dilakukan oleh kita dalam merestorasi sungai hingga saat ini barulah langkah kecil. Meski mendapat apresiasi dari berbagai pihak namun dampaknya untuk Sungai Karang Mumus secara langsung belumlah significant. Oleh Fitriyani Sinaga Kondisi terkini Sungai Karang Mumus 2019. Musim Kemarau Dari sisi jangkauan kegiatan, saat ini GMSS SKM yang aktif di sungai karang Mumus, baru bisa beraktivitas dari Muara Sungai Karang Mumus di Sungai Mahakam hingga Bendung Benanga. Masih ada separuh lebih aliran Sungai Karang Mumus yang belum dikenali oleh GMSS SKM. Dari sisi DAS, wilayah yang dijangkau oleh GMSS SKM adalah wilayah Kota Samarinda, sementara itu DAS Karang Mumus masuk dalam dua wilayah pemerintahan yaitu Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Samarinda. Dengan demikian jalan untuk memulihkan, menjaga dan merawat Sungai Karang Mumus sehingga bisa menghasilkan air yang berkualitas dalam jumlah yang cukup dan berkesinambungan (Kualitas-Kuantitas-Kontinuitas) masihlah pa

Pak Abdul dan Rumah Ramah Sungainya

Gambar
Satu rumah yang berada di Gunung Lingai yang lingkungannya ditumbuhi dengan pepohonan. Adalah Pak Abdul, yang dulu merupakan warga Gang Nibung, warga yang terkena program lokasi. Mendapat rumah di Talangsari, Pak Abdul merasa tak nyaman tinggal jauh dari sungai. Hingga kemudian membeli tanah di Gunung Lingai dan bermukim disana. Rumah Bapak Abdul Berbeda dari warga lainnya, Pak Abdul menanami kanan-kiri dan depan rumahnya yang berada di pinggir Sungai Karang Mumus dengan Pohon Kademba (Sapat/Kratum/Puri). Pohon ini biasa tumbuh sendiri di tumpukan lumpur pinggir sungai dan tahan terendam air. Pohon dengan batang lurus dan berkulih putih ini bisa ditemui di sepanjang Sungai Karang Mumus mulai dari sebelum jembatan S. Parman hingga Bendungan Benanga. Pertemuan dengan Pak Abdul menjadi stand point dari langkah GMSS SKM untuk memulai mengibarkan bendera restorasi sungai. Dari susur sungai pula GMSS SKM menemukan salah satu titik yang tersisa di Sungai Karang Mumus yang masih m

Informasi data berita tentang fakta,edukasi dan analisis tentang kehutanan, pertanian, pendidikan budaya sosial dan lingkungan hidup. Ragam berita konservasi dan sains lingkungan. @ Seorang pembelajar yang menyenangi membaca dan menulis Jurnal ilmiah. Acap kali juga ngopi dengan penjaga toilet, satpam dan tukang parkir di pinggiran jalan . Kadang mendaki gunung dan memancing ikan dilaut. Masa kecilku Sering nongkrong di sawah bersama petani dan mengembala kerbau di Ladang. @nagadragn