Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2019

Tak Bergantung PADA melainkan Bekerja Sama dengan SIAPAPUN

Gambar
Kunjungan Kophi Kaltim Ke Sesukamu (Sekolah Sungai karangMumus) Salah satu prinsip yang dihayati oleh GMSS SKM adalah berbuat sesuai dengan kemampuan. Dengan memakai landasan ini maka selalu ada yang bisa dilakukan untuk menjaga dan merawat sungai. Ada banyak rencana besar yang mungkin perlu ini dan itu, namun jika itu tak bisa dipenuhi maka tidak akan menghambat untuk tetap melakukan sesuatu. Harus diakui ada mimpi besar yang dipunyai oleh GMSS SKM dan tidak akan terwujud tanpa dukungan dari pihak lain. Tidak mungkin misalnya GMSS SKM bisa menanami pinggiran sungai tanpa dukungan pihak lain karena dibutuhkan sumberdaya yang besar dan bibit pohon ribuan jumlahnya. Namun sekali lagi jika sampai sekarang dukungan itu belum ada, bukan berarti GMSS SKM akan berpangku tangan dan tidak menanam. Genbi IAIAN samarinda Ke Sekolah Sungai Karang Mumus Karena sungai adalah milik bersama maka GMSS SKM terbuka untuk bekerja sama dengan siapapun dalam menjaga dan merawat sungai.

Lahirnya GMSS-SKM di Samarinda

Gambar
wadah tapi bukan untuk membesarkan organisasi. Sejak semula Misman tak pernah memaksudkan GMSS SKM menjadi sebuah organisasi. Prinsipnya adalah setiap orang mengorganisir dirinya sendiri, beraktifitas bersama GMSS SKM berdasarkan kemampuan dan sumberdaya masing-masing. Iyau Tuoang sedang merapikan papan Gmss-Skm Namun atas desakan dari sesama pewarta di PWI Kaltim, akhirnya GMSS SKM diformalkan lewat Akta Pendirian Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Memungut Sehelai Sampah di Sungai Karang Mumus (GMSS SKM) dihadapan Notaris H.M Sutamsis, SH,MH,M.Kn dengan nomor akta 19, pada tanggal 27 Januari 2016. Pendirian organisasi ini dimaksudkan untuk kepentingan taktis dan strategis jika ke depan GMSS SKM harus bekerjasama secara formal dengan lembaga manapun yang menuntutan adanya pertanggungjawaban hukum. Namun dalam kegiatan sehari-hari GMSS SKM, Misman selaku Ketua umum tetap kukuh dalam pendiriannya. Bahwa organisasi tidaklah yang utama, yang utama adalah kerja, kerja dan ke

Kegilaan Misman: "Menggarami lautan, Mengecat Langit”

Gambar
Misman sedang di Blok 3 plot penanaman Sempadan sungai Namanya singkat saja, Misman (56 thn) . Namun kecintaan pada SKM tak sependek namanya. Bapak dua anak ini sesungguhnya telah menunjukkan keprihatinan yang dalam terhadap SKM sejak puluhan tahun silam. seorang anak kecil meratapi Sungai karangmumus di jln Musho Salim Sungai adalah segalanya, begitu yang bisa ditangkap dari kegiatannya sehari-hari di SKM. Pria yang masih tercatat sebagai ASN ini tak lagi berseragam, meninggalkan aktivitas berkesenian walau dirinya adalah salah satu dari sedikit ahli Sangkilan (Sandiwara Tingkilan) dan tak lagi mengurusi tabloid pendidikan Warta Harmoni yang selama ini digawanginya. Maka Misman bisa dikatakan kini menjadi ‘Petugas Negara’ yang menjaga dan merawat SKM. Dan lantaran itu pula kemudian dia dianggap "gila’ karena memunguti sampah di SKM, sesuatu yang merupakan hal tak biasa. Lazimnya, para pembersih sampah di SKM adalah dengan cara melarutkannya. Ada banyak kata

Wajah Karang Mumus yang Berubah

Gambar
Sungai Karang Mumus (SKM) adalah sungai utama di Kota Samarinda yang masih memberikan layanan ekosistem bagi warga yang memanfaatkannya sebagai sumber air bersih, tempat mencari ikan dan jalur transportasi air. Nelayan Karangmumus Namun selama puluhan tahun terakhir ini SKM terus mengalami tekanan hebat sehingga airnya bukan hanya keruh kecoklatan melainkan kerap berwarna hitam dan berbau. Akibatnya berbagai jenis ikan perlahan menghilang dan ikan yang mulai dominan adalah ikan Cicak atau Ikan Sapu Sapu. Anak Sungai Mahakam ini memiliki panjang 34,7 kilometer yang  bermula dari Tanah Datar, Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara. DAS SKM adalah sub-sub DAS Sungai Mahakam Ilir yang secara topografis daerah alirannya berbukit-bukit dan sebagian datar, serta terdapat rawa-rawa pasang surut dan anak sungai diantaranya adalah Sungai Lubang Putang, Sungai Siring,Sungai Lantung, Sungai Muang, Sungai Selindung, Sungai Bayur, Sungai Lingai dan Sungai Bengkuring. Di

Gaungkan Go Green: Naposo Nauli Bulung Samarinda Gelar Aksi ramah lingkungan di HUT RI 74

Gambar
Ruanghutani News – Terima kasih atas Semangat dan kehadiran seluruh keluarga Naposo Nauli Bulung dalam semarak hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 74. Dengan thema Pagomoshon Silaturahmi Mora, kahanggi, anak, boru, dongan sahuta. Hal ini disampaikan dengan penuh kerendahan hati oleh Ramadhan Sakti Nasution, selaku Ketua Panitia dari Naposo Nauli Bulung Samarinda dalam sambutannya berlanjut “Kita berkumpul seramai ini pun sudah sangat luarbiasa, Alhamdulillah semua agenda berjalan dengan lancar, sekali lagi terimakasih partisipasinya kepada kawan-kawan” jelas Ramadhan (18/8/2019). Perkumpulan muda/I batak muslim Samarinda yang dipersatukan dalam Keluarga Naposo Nauli Bulung ini menggelar semarak hari kemerdekaan RI ke-74. Agenda ini telah diselenggarakan tanggal 18 Agustus 2019 lalu.    Dengan thema “Pagomoskhon Silaturahmi, Mora, Kahanggi, Anak, Boru, dohot Dongan Sahuta”.  Tema tersebut mempunyai arti memper-erat tali silaturahmi antar sesama, adik-abang, anak l

Merdeka: Tahi Bonar Simatupang sampaikan Tona-Pasingot budaya batak di HUT RI ke 74

Gambar
Ruanghutani.Kaltim, 27 Agustus 2019 – Masih dalam suasana Kemerdekaan, Seperti tahun-tahun sebelumnya, peringatan HUT RI selalu dimaknai dengan berbagai kegiatan oleh masyarakat di Indonesia, tak terkecuali dengan Perantau batak di Kalimantan Timur. Oleh Fitriyani Sinaga Sekelompok persatuan keluarga batak muslim Samarinda, yang mengatasnamakan perkumpulannya “ Parluhutan Dongan Sahuta” dan Naposo Nauli Bulung bersama-sama memaknai perayaan hari kemerdekaan Indonesia.  Dengan Seragam cerah yang dominan Merah Putih, Semarak 17 Agustus, Sukses dilaksanakan. Agenda ini dilaksanakan tanggal 18 Agustus 2019 dengan tema “Pagomoskhon Silaturahmi, Mora, Kahanggi, Anak, Boru, dohot Dongan Sahuta”.  Acara dilaksanakan di Taman tanah merah lempake Samarinda. Dalam acara tersebut dimulai sejak pagi pukul 09.00- 16.00 WITA. Acara ini digelar sekaligus Silaturahmi setelah idul Adha beberapa hari sebelumnya, makan bersama, Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke – 74. Dimulai deng

Kehutanan Berduka,Wafatnya Prof.Dr.Ir.H.R.Sambas Wirakusumah MSc.

Gambar
Kabar duka dari kehutanan Seluruh Indonesia dan Seluruh civitas akademika Unmul bahwa telah meninggal Rektor pertama Unmul, Prof.Dr.Ir Sambas Wirakusumah MSc. wafat di usia 84  tepat pada tanggal 06 Agustus 2019 pukul 20.19 WIB.  di RS Mayapada lebak Bulus Jakarta Selatan dan telah dibawa langsung ke rumah duka di Jln. BDN Raya Nomor  5, Cipete Selatan Cilandak DKI Jakarta. Penulis mendapat infomasi dari kerabat almarhum di kehutanan IPB. Terhitung sejak kemarin telah tiba utusan dari Unmul yang diwakili oleh Wakil Rektor  1 Bidang Akademik, Prof Mustofa Agung Sardjono. UNKAT  jadi UNMUL dan pencetus kampus Gunung Kelua  Almarhum Prof Sambas adalah rektor Unmul selama 8 tahun sejak 197-1980. Almarhum juga merupakan salah satu pendiri atas pergantian nama UNMUL dari yang semula Universitas Kalimantan Timur ( UNKAT). Seorang tokoh yang mampu mengembangkan unmul dengan sangat pesat, tercatat dapat mengmbangkan jurusan dan fakultas yang ada di Unmul dan mempertemukan rekto

Informasi data berita tentang fakta,edukasi dan analisis tentang kehutanan, pertanian, pendidikan budaya sosial dan lingkungan hidup. Ragam berita konservasi dan sains lingkungan. @ Seorang pembelajar yang menyenangi membaca dan menulis Jurnal ilmiah. Acap kali juga ngopi dengan penjaga toilet, satpam dan tukang parkir di pinggiran jalan . Kadang mendaki gunung dan memancing ikan dilaut. Masa kecilku Sering nongkrong di sawah bersama petani dan mengembala kerbau di Ladang. @nagadragn