Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2019
Gambar
Kratom merupakan tanaman yang potensial. Selain pohonnya yang bermanfaat sebagai penahan abrasi sungai dan rehabilitasi lahan rawa pasang surut, daunnya merupakan salah satu komoditas hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang potensial mengangkat perekonomian masyarakat. Daunnya dimanfaatkan sebagai obat tradisional dan sebagian besar diekspor dalam bentuk tepung kratom. Namun saat ini, keberadaan kratom terancam dimusnahkan karena direkomendasikan masuk golongan narkotika kelompok NPS4 oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) meski belum masuk daftar secara resmi. Apa itu Kratom? Kratom ( Mitragyna speciosa Korth.) merupakan tanaman tropis dari famili Rubiaceae yang berasal dari Asia Tenggara (Muang Thai, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina) dan Papua Nugini. Di Indonesia, tanaman ini banyak tumbuh di Kalimantan, Sumatera, sampai ke Sulawesi dan Papua di wilayah tertentu. Kratom dalam bahasa lokalnya disebut kratom/ketum/purik di Kalimantan Barat, disebut kayu sapat/

E-coBrick: Bata Ramah Lingkungan

Gambar
Menyelamatkan Bumi dari Sampah Plastik. Bata ramah lingkungan adalah bata yang dibuat dari botol yang diisi dengan plastik dan kemudian dipadatkan. Bata ramah lingkungan atau ecobrick bisa digunakan untuk berbagai kepentingan. Oleh Fitriyani Sinaga Ayo Selamatkan Bumi, Cegah Plastik Jadi Sampah! Sekolah Sungai Karang Mumus (SeSuKaMu) sejak Agustus 2017 mulai memperkenalkan Ecobrick sebagai salah satu langkah untuk merawat bumi agar tidak tercemar oleh sampah plastik. baca sebelumnya  https://ruanghutani.blogspot.com/2019/10/kita-dansampah-plastik-bahaya-teknologi.htmll Tampak Wartawan Antara Kaltim Sedang Makan dengan Meja Bata Eco-Brick Kini Ecobrick menjadi salah satu tema pembelajaran vokasi di setiap sessi pembelajaran yang ada di SeSuKaMu. Pembelajaran di SeSuKaMu telah melahirkan Ecobrickers lintas generasi, mulai dari anak usia PAUD hingga perguruan tinggi, Ibu Rumah Tangga hingga para pekerja atau pegawai baik di sector swasta maupun pemerintaha

Kita dan Sampah Plastik

Gambar
Salah satu hal yang sulit dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari adalah plastik. Kehadiran plastik lekat dengan berbagai aktivitas keseharian kita terutama yang terkait dengan konsumsi. Hampir segala hal yang berhungan dengan konsumsi dikemas dalam plastik. Oleh Fitriyani Sinaga Sampah Plastik di Kampung Pulau Jln pemud Samarin Dengan alasan praktis, estetika, pengawetan dan lain sebagainya, plastik hadir bak dewa penolong. Apa-apa yang dulu dikemas bukan dalam wadah plastik kini menjadikan plastik sebagai pembungkusnya. Ada banyak orang yang sadar akan bahaya plastik bagi lingkungan, namun toh sulit untuk menghindar dari plastik karena plastik sudah menjadi yang utama dalam urusan kemas mengemas. Maka kini yang terpenting adalah mencegah plastik yang tak lagi dipakai tidak menjadi sampah. Dan cara itu haruslah merupakan cara yang mudah dilakukan oleh semua orang dan kelihatan hasilnya. Cara yang sekarang dikenal untuk mencegah plastic menjadi sampah adalah

Lindungi Gambut Merawat Iklim

Gambar
Mahasiswa Peneliti Gambut Muara Kaman 2019 Fitriyani Sinaga - Kerab kali kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dikaitkan dengan gambut. Riau, Kalimantan Barat, kalimantan Tengah dan kalimantan timur sangat sering menajdi langganan sijago merah ini setiap musim kemarau. Dalih Kemarau menjadi triger untuk timbulnya percikan dan ganasnya api melahap hutan. Karhutla ini menjadi musim tahunan yang mengkambing-hitamkan gambut.  Padahal jika pengelolaannya mengikuti logika gambut dengan tetap mempertahankan air yang tertahan didalam tanpa ada kanal, gambut dapat mempertahankan kelembapannya agar tak terbakar. kondisi menjadi sangat berbanding terbalik dengan program badan restorasi gambut terkait sekat kanal semenisasi yang justru malah mengahalangi siklus air dalam tanah dan cenderung mengisap air dengan cepat.    baca juga tulisan naga terkait perjalannh di negeri gambut Kaltim https://www.sketsaunmul.co/press-release/sylva-mulawarman-meneropong-dan-jajaki-hutan-tropis-di-m

Alam Untuk Air: Mempertahankan Rawa agar Kota Layak Huni

Gambar
Mengabaikan air ? Jawaban Persoalan Keairan Tersedia di Alam.  Dalam kebudayaan air kita agungkan, pada perilaku air kita nistakan. Masih manusia yang berpikir kah ?   Oleh Fitriyani Sinaga Kondisi rawa samarinda di tengah Perkotaan Kebudayaan apapun mengajarkan air sebagai sesuatu yang maha penting. Air digambarkan sebagai emas (tirta kencana), kehidupan (tirta amerta) dan kesucian. Namun dalam perilaku sehari-hari terlalu banyak contoh yang membuktikan bahwa kita abai terhadap pentingnya air. Air hanya kita nikmati, kita ekploitasi. Mungkin kita menganggap punya banyak air sehingga air tidak kita jaga, tidak kita rawat. Dan hasilnya saat ini kita banyak mengalami masalah terkait dengan air. Air bersih dan sehat kini bahkan menjadi sebuah kemewahan bagi banyak orang. Terlalu Banyak Terlalu banyak air hujan yang menjadi air permukaan sehingga musim hujan identik dengan musim banjir. Terlalu Sedikit Sebagian besar air hujan menjadi air permukaan tidak m

Informasi data berita tentang fakta,edukasi dan analisis tentang kehutanan, pertanian, pendidikan budaya sosial dan lingkungan hidup. Ragam berita konservasi dan sains lingkungan. @ Seorang pembelajar yang menyenangi membaca dan menulis Jurnal ilmiah. Acap kali juga ngopi dengan penjaga toilet, satpam dan tukang parkir di pinggiran jalan . Kadang mendaki gunung dan memancing ikan dilaut. Masa kecilku Sering nongkrong di sawah bersama petani dan mengembala kerbau di Ladang. @nagadragn