Kehutanan Berduka,Wafatnya Prof.Dr.Ir.H.R.Sambas Wirakusumah MSc.




Kabar duka dari kehutanan Seluruh Indonesia dan Seluruh civitas akademika Unmul bahwa telah meninggal Rektor pertama Unmul, Prof.Dr.Ir Sambas Wirakusumah MSc. wafat di usia 84  tepat pada tanggal 06 Agustus 2019 pukul 20.19 WIB.  di RS Mayapada lebak Bulus Jakarta Selatan dan telah dibawa langsung ke rumah duka di Jln. BDN Raya Nomor  5, Cipete Selatan Cilandak DKI Jakarta. Penulis mendapat infomasi dari kerabat almarhum di kehutanan IPB. Terhitung sejak kemarin telah tiba utusan dari Unmul yang diwakili oleh Wakil Rektor  1 Bidang Akademik, Prof Mustofa Agung Sardjono.




UNKAT  jadi UNMUL dan pencetus kampus Gunung Kelua 

Almarhum Prof Sambas adalah rektor Unmul selama 8 tahun sejak 197-1980. Almarhum juga merupakan salah satu pendiri atas pergantian nama UNMUL dari yang semula Universitas Kalimantan Timur ( UNKAT).

Seorang tokoh yang mampu mengembangkan unmul dengan sangat pesat, tercatat dapat mengmbangkan jurusan dan fakultas yang ada di Unmul dan mempertemukan rektor-rektor se-indonesia timur pada masa kepemimpinananya.


Dikutip oleh penulis dari laman resmi Universitas Mulawarman, masa kepemimpinannya mampu meningkatkan jumlah mahasiswa/I dari 150-an mahasiswa menjadi  enam ribu mahasiswa di akhir kepemimpinanya.


Pada masa kepemimpin  Almarhum juga, diusulkan kepada Gubernur Kalimantan Timur,  Syahranie sebagai perluasan kampus. Dan atas kajian Draft dari Almarhum dan jajarannya , diterimalah lahan 70 Ha yang kini menjadi lokasi kampus Gunung Kelua yaitu kampus utama Universitas Mulawarman.

Pemindahan tersebut dari kampus Jalan barito dan Sidomulyo pada tahun 1985. Pemindahan tersebut  di usulkan sebelumnya  untuk menunjang kawasan yang luas untuk mahasiswa yang sudah mulai membludak dan atas pertambahan sejumlah fakultas dan prodi/jurusan di Unmul.  Hingga saat ini universitas Mulawarman menjadi Universitas terbesar di Kalimantan dengan 37.000 mahasiswa pertahunnya .



Diinformasikan dari laman Universitas Mulawarman tahun 2018 lalu, Prof. dr. H. MAsjaya., M.Si dan seluruh Jajaran wakil Rektor telah memberikan Apresiasi pengabdian kepada Almarhum secara langsung dan khsusus dan bertandang ke kediaman almarhum semasa hidup di jakarta. Setelah 45 tahun beliau meninggalkan Unmul.  Dalam rangka silaturahmi, memberikan sertifikad akreditasi  dan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) yang sebagai sebuah bukti pringkat universitas yang saat ini  telah akreditasi A.


 Almarhum Sangat Antusias Membangunan Pendidikan di Indonesia 

Dalam sejarah beliau di perkuliahan dan karir, Masuk di UI-Bogor (Sekarang IPB) pada tahun 1954-1961. Setelah itu, menjadi staff pengajar jurusan kehutanan di fakultas pertanian Universitas Indonesia, Bogor- cikal bakal Fahutan IPB. Setelah pengabdiannya sebagai pengajar, beliau di kirim ke Amerika serikat mengambil master Science in forestry.


Sekembalinya  beliau dari Amerika Serikat, Almarhum kembali menjadi dosen silvikultur bersama Kuswanda wijayakusumah yang sudah lebih dahulu memperoleh Master of forestry dari USA, Syafi’I Manan dan Lukito Daryadi (Inventarisasi Hutan) Sadiki Jaya Pecunda dan Mulyadi Bratamiharja (Politik Kehutanan), Atep sudrajat dan Max Meulenhoff (teknologi Hutan), Rudy Tarumingkeng dan Gunarwan Suratmo (Proteksi Hutan) kawan seperjuanganya dalam merintis dunia kehutanan dibidang pendidikan pada masa itu.


Prof Sambas Wirakusumah kemudian ditugaskan membangun Universitas Pattimura (Ambon), sebagai sekretaris universitas (medio 1960-an). Lalu kemudian pindah ke Departemen kehutanan menjabat sebagai Adm/KKPH Bandung Selatan (sekitar Tahun 1967/68) atas arahan dari Jenderal Mashudi (Gubernur Jawabarat).


Pada tahun berikutnya beliau mendirikan akademi ilmu Kehutanan(AIK) bersama bersama Rudy C Tarumingkeng (angkatan 1955 UI-Pertanian) yang saat itu sebagai dekan Fahutan 1970-an. Yang saat ini AIK telah berkembang menjadi fakultas Kehutanan Universitas Winayamukti (UNWIM) dan sempat masuk dalam sistem Institute Teknologi Bandung (ITB).


 Setelah itu Almarhum prof Sambas, kembali ke DePP& AdmP&K (sekarang KEMENRISTEKDIKTI), kemudian pada tahun 1972 dipilih menjadi rektor Universitas Mulawarman dan pada saat bersamaan juga, Rudy C Tarumingkeng sebagai rektor Universitas Cendrawasih yang sempat di undang ke UNMUL Samarinda bersama rektor lainnya dari Indonesia timur.


Setelah 8 tahun mengabdi di Unmul, almarhum digantikan oleh Prof Sutrisno Hadi (Forest Pathology, Fahutan) sebagai Rektor Unmul ke dua. Kemudian beliau diangat menjadi Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Jakarta (Kopertis III).


Pada tahun 1980-an, beliau kembali ditarik ke Jakarta, menjadi Etase pendidikan dan kebudayaan di kedutaan Indonesia di Washington,D.C,Amerika serikat.



Setelah itu almarhum Prof Sambas naik jabatan  sebagai kepala Direktorat Perguruan Tinggi Swasta  (DIRGUTISWA) DepP&K (1990-an).
Beliau pencetus permohonan hutan pendidikan Selagombong Jawabarat untuk AIK serta diterimanya hutan tersebut sebagai hutan pendidikan Akademi Ilmu Kehutanan (AIK). Tidak henti hanya itu, Almarhum juga telah mencetuskan hutan Gunung Walat  sebagai Hutan pendidikan IPB.



Dikonfirmasi oleh penulis kepada Prof Rudi Tarumingkeng ( guru Besar kehutanan,Kerabat Almarhum) melalui Whatshaap dan media web online alumni IPB mengatakan

“Saya masih ingat tahun 1960-an, pak Sambas bersama saya meminta hutan pendidikan kepada pak Mashudi yang saat itu Gubernur Jawabarat, dan beliau memperoleh Hutan Pendidikan Selagombong untuk AIk dan Hutan Gunung Walat untuk IPB”.



Figure kepemimpinan Almarhum Prof Sambas adalah visioner dan transformasional. Almarhum adalah instrumental AIK, IPB, pembangunan UPATTI Ambon, Tokoh penting Unmul Samarinda, Hutan Bukit soeharto.

Tanpa visi almarhum, Fahutan IPB tidak memiliki Hutan pendidikan Gunung walat yang menjadi laboratorium kehutanan di luar Kampus.
Selamat jalan Prof.Dr.Ir Sambas Wirakusumah MSc.

 Jasa-jasamu tiada tara. Pengabdianmu akan selalu kami kenang. Semoga kami generasi kehutanan seluruh Indonesia dan segenap Mahasiswa Unmul dapat meneruskan untuk membangun peradapan dari pendidikan, menjaga Alam Borneo dan merawat hutan tropis .


Beristirahatlah dengan tenang. Semoga mendapat tempat yang mulia disisi Allah swt. Semoga sanak saudara yang ditinggalkan almarhum sabar, tabah dan iklas.

Salam Rimba !




Referensi
1. Konfirmasi Prof Rudy C Tarumingkeng ( pertanian UI-IPB 1955)
2. Web Alumni IPB
3. Buku sejarah Unmul 1980 - 2004
4. Laman web unmul 2018



Oleh Fitriyani Sinaga

Komentar

TERPOPULER

Isolasi Lignin Pulp Soda dan Sulfat (Kraft)

Teknis Mesin Pancang Dalam Pemanenan HUTAN

Sejarah Sylva Indonesia: Rimbawan, yuk berjuang kolektif!

Masyarakat Adat vs RUU Pertanahan, Sebuah Refleksi Hari Tani, Utopis Kelestarian Hutan?

Rimba 2019: Mahasiswa Berprestasi, Tanamkan Kode Etik Rimbawan

Karhutla di Kaltim: Surga Angrek Hitam Cagar Alam Kresik Luway Hangus

Symposium dan Konferensi Nasional Sylva Indonesia Jogjakarta

UPAYA REHABILITAS LAHAN KRITIS

Informasi data berita tentang fakta,edukasi dan analisis tentang kehutanan, pertanian, pendidikan budaya sosial dan lingkungan hidup. Ragam berita konservasi dan sains lingkungan. @ Seorang pembelajar yang menyenangi membaca dan menulis Jurnal ilmiah. Acap kali juga ngopi dengan penjaga toilet, satpam dan tukang parkir di pinggiran jalan . Kadang mendaki gunung dan memancing ikan dilaut. Masa kecilku Sering nongkrong di sawah bersama petani dan mengembala kerbau di Ladang. @nagadragn