Kegilaan Misman: "Menggarami lautan, Mengecat Langit”
Misman sedang di Blok 3 plot penanaman Sempadan sungai |
Namanya singkat saja, Misman (56 thn) . Namun kecintaan pada SKM tak sependek namanya. Bapak dua anak ini sesungguhnya telah menunjukkan keprihatinan yang dalam terhadap SKM sejak puluhan tahun silam.
seorang anak kecil meratapi Sungai karangmumus di jln Musho Salim |
Sungai adalah segalanya, begitu yang bisa ditangkap dari kegiatannya sehari-hari di SKM. Pria yang masih tercatat sebagai ASN ini tak lagi berseragam, meninggalkan aktivitas berkesenian
walau dirinya adalah salah satu dari sedikit ahli Sangkilan (Sandiwara Tingkilan) dan tak lagi mengurusi tabloid pendidikan Warta Harmoni yang selama ini digawanginya.
Maka Misman bisa dikatakan kini menjadi ‘Petugas Negara’ yang menjaga dan merawat SKM. Dan lantaran itu pula kemudian dia dianggap "gila’ karena memunguti sampah di SKM, sesuatu yang merupakan hal tak biasa. Lazimnya, para pembersih sampah di SKM adalah dengan cara melarutkannya.
Ada banyak kata dan pesan atau bahkan nasehat yang disampaikan oleh orang baik yang dikenal maupun yang tidak. Ada yang mengatakan itu semua adalah kesia-sian, lewat ungkapan mengarami lautan’ atau ‘mengecat langit’. Tapi Misman tak gentar dan tak hendak berencana undur.
Konsistensinya kemudian menuai dukungan, perlahan mulai dari lingkar terdalam yaitu teman-temannya di lingkungan berkesenian, lalu kolega di lingkungan jurnalistik dan kemudian terus meluas.
Ditemani oleh Abdul Bahsyith, pelaku budaya yang tinggal di Jalan Abdul Muthalib, Misman dikenalkan dengan Bachtiar atau akrab dipanggil dengan nama Iyau.
Iyau adalah ketua RT 07 Kelurahan Sungai Pinang Luar. Selama ini Iyau dikenal keras dalam menjaga Ruang Terbuka Hijau antara Jembatan Kehewanan dengan Masjid Al Misbah.
Pertemuan antara Misman dan Iyau, ibarat panci ketemu tutupnya. Dan keduanya mulai bahu membahu menjaga dan merawat SKM dengan melahirkan Pangkalan Pungut di Kehewanan. Di pangkalan pungut yang kemudian disebut sebagai Posko GMSS SKM itu duet Misman dan Iyau membuat GMSS SKM menjadi semakin mekar.
Selain anggapan yang salah dan ejekan yang kadang memang sengaja diucap agar didengar, Misman dan Iyau juga menghadapi persoalan lain. Aktivitas mereka di Posko GMSS SKM dianggap menganggu atau mengusik mereka-mereka yang biasa bersantai-santai di tempat itu.
Kondisi terkini Sungai karangmumus |
Bukan sekali dua kali orang sengaja meletakkan sampah di Posko GMSS SKM. Bahkan tiang besi penyangga pendopo posko juga pernah ada yang hendak mengergaji agar roboh. Niat tulus dari
Misman dan Iyau untuk menjaga dan merawat SKM dianggap sebagai jalan buat mereka berdua untuk mencari keuntungan.
Tak sedikit yang sengaja memperdengarkan ucapan yang mengatakan kalau mahasiswa sukarela membersih itu bisa dipercaya tapi selain mereka tidak mungkin kalau tak mendapatkan
sesuatu.
Namun barangkali memang benar kalau mereka berdua itu gila sehingga apapun kata orang tak lagi mereka perdulikan.
“Ibarat : Menggarami lautan,
Mengecat Langit”
Oleh Fitriyani Sinaga
Komentar
Posting Komentar