UPAYA REHABILITASI LAHAN KRITIS DENGAN TANAMAN SENGON (Falcataria mollucana) DAN KACANG TANAH (Arachis hipogeae L.) HUTAN PENDIDIKAN FAKULTAS KEHUTANAN UNMUL
SAMARINDA
Fitriyani Sinaga (1404015220)
Fakultas kehutanan Universitas Mulawarman
Sinagafitriyani@gmailcom
Abstrak
Upaya Rehabilitasi Lahan Kritis dengan Tanaman Sengon (Falcataria mollucana) dan Kacang Tanah (Arachis hipogeae L.) di Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Samarinda (Dibimbing oleh Sri Sarminah dan Karyati).Rehabilitasi lahan kritis dapat memberikan manfaat dalam pemulihan kondisi lahan yang sudah rusak dan dapat mengurangi terbentuknya lahan kritis baru serta meningkatkan produktivitas lahan, baik sebagai media pengatur tata air maupun sebagai unsur produksi dalam bidang kehutanan dan pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengamati pertumbuhan dan perkembangan tanaman sengon (Falcataria mollucana) dan kacang tanah (Arachis hipogeae L.) yang ditanam dalam upaya rehabilitasi lahan kritis (2) mengamati dan menilai keberhasilan teknik penanaman yang diterapkan dalam upaya rehabilitasi lahan kritis. Penelitian ini dilakukan selama 4 (empat) bulan efektif pada lahan kritis dengan pembuatan Petak Uji Coba (PUC) sebanyak 2 (dua) petak dengan ukuran setiap petak 10 m × 10 m pada kelas kelerengan 15-25% pada PUC 1 dan 25-40% pada PUC 2. Jenis tanaman yang ditanam pada petak uji coba adalah sengon (Falcataria mollucana) dan kacang tanah (Arachis hipogeae L.). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan persentase penutupan lahan selama 4 bulan dengan menggunakan kacang tanah mencapai 70-80%, persentase hidup tanaman sengon adalah 100%, Perkembangan riap diameter dan tinggi tanaman sengon menunjukkan peningkatan setiap bulannya dengan hasil rata-rata riap diameter yang tertinggi pada PUC I 5,38 mm/4 bulan atau 1,61cm/tahun, yang terendah1,73 mm/4 bulan atau 0,52 cm/tahun, sedangkan pada PUC II rata-rata riap diameter tertinggi 6,19 mm/4 bulan atau 1,86 cm/tahun dan terendah 0,57 mm/4 bulan atau 0,17 cm/tahun. Perkembangan riap tinggi juga menunjukkan peningkatan dengan diketahuinya rata-rata riap tinggi yang tertinggi pada PUC I adalah 57,75 cm/4 bulan atau 1,73 m/tahun dan terendah 11,50 cm/4 bulan atau 0,35 m/tahun sedangkan pada PUC II rata-rata riap tinggi yang tertinggi 53,50 cm/4 bulan atau 1,61 m/tahun dan terendah 3,50 cm/4 bulan atau 0,11 m/tahun.
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan luasan lahan kritis yang tercatat dalam statistik Kehutanan Indonesia tahun 2006, terdapat lahan kritis di Indonesia seluas 13,18 juta ha yang tersebar di kawasan hutan 5,91 juta ha dan di luar kawasan hutan seluas 7,27 juta ha. Pada tahun 2000 terdapat 23.242.881 ha lahan kritis yang terdiri atas 8.136.647 ha dalam kawasan hutan dan 15.106.234 ha di luar kawasan hutan dan pada tahun 2006, tercatat lahan kritis seluas 77.806.881 ha yang terdiri atas 47.610.081 ha sangat kritis, 23.306.233 ha kritis dan agak kritis seluas 6.890.567 ha. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa laju lahan kritis baik di dalam kawasan hutan maupun di luar kawasan hutan sangat cepat jika dibandingkan dengan kemajuan realisasi kegiatan rehabilitasi lahan kritis sejak tahun 2002 hingga 2006 perkembangannya dalam kawasan hutan 743.591 ha dan 1.162.695 ha.
Menurut Departemen Kehutanan RI (2006), menyatakan bahwa peningkatan luas lahan kritis merupakan kesatuan yang bersifat simultan antara kondisi biofisik, sosial ekonomi dan budaya yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan sebagai faktor-faktor produksi utama, serta penerapan kebijakan yang kurang memperhatikan kelestarian. Berbicara tentang kerusakan hutan dan lingkungan tidak terlepas dari dampak yang ditimbulkan dan bagaimana menetralisir segala kerusakan yang akan timbul jika hutan dan lingkungan rusak.
Penelitian ini dilakukan untuk menerapkan metode dan teknik penanaman yang dapat diterapkan dalam rehabilitasi dilahan kritis sehingga penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam pemulihan kondisi lahan yang sudah rusak dan dapat mengurangi terbentuknya lahan kritis baru serta meningkatkan produktivitas lahan, baik sebagai media pengatur tata air maupun sebagai unsur produksi dalam bidang kehutanan dan pertanian.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Mengamati pertumbuhan dan perkembangan tanaman sengon (Falcataria mollucana) dan kacang tanah (Arachis hipogeae L.) yang ditanam dalam upaya rehabilitasi lahan kritis.
2. Mengamati dan menilai keberhasilan teknik penanaman yang diterapkan dalam upaya rehabilitasi lahan kritis
C. Hasil yang diharapkan
1. Diketahuinya pertumbuhan dan perkembangan tanaman sengon dan tanaman kacang tanah yang ditanam dalam upaya rehabilitasi lahan kritis.
2. Diketahuinya tingkat keberhasilan teknik penanaman secara horizontal.
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1.Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lahan kritis yang terletak di kawasan Hutan Pendidikan, Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur.
Gambar 3. Lokasi Penelitian Lahan Kritis Hutan Pendidikan Kehutanan Unmul Samarinda.
2.Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 10 (sepuluh) bulan efektif. Kegiatan penelitian ini meliputi beberapa tahapan yaitu : studi pustaka, orientasi lapangan, pengumpulan dan pengamatan data lapangan, pengukuran, analisis data dan penulisan skripsi.
B. Alat dan Bahan Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Meteran, untuk mengukur panjang dan lebar plot/petak uji coba serta mengukur tinggi pohon;
2. Clinometer, untuk mengukur kelerengan petak uji coba;
3. GPS, untuk mengetahui posisi plot/petak uji coba atau mengetahui titik koordinat plot;
4. Mikro Caliper, untuk mengukur diameter pohon/semai;
5. Kompas, untuk menentukan arah petak uji coba;
6. Parang dan cangkul, untuk penyiapan lahan;
7. Kamera, untuk dokumentasi;
8. Alat tulis menulis : pulpen, kertas dan penggaris.
Bahan yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut :
1. Kacang tanah (Arachis hipogeae L.) ± 2 kg
2. Semai Tanaman Sengon ( Falcataria mollucana) jumlanya 32 tanaman.
C. Prosedur Penelitian
a) Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan langkah awal sebelum dilaksanakannya penelitian dengan tujuan untuk mengumpulkan bahan-bahan pustaka yang ada hubungannya dengan permasalahan yang akan diteliti, sebagai penunjang penelitian yang akan dilaksanakan dan sebagai bahan acuan dalam melakukan penyusunan skripsi.
a) Orientasi Lapangan
Orientasi lapangan merupakan awal pelaksanaan penelitian yang akan dilaksanakan dengan tujuan melihat kondisi aktual lapangan agar memenuhi persyaratan yang diinginkan yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu lahan tebing yang kritis dalam kawasan Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Samarinda.
b) Persiapan Petak Uji Coba Penelitian (PUC)
Penyiapan petak uji coba penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil orientasi lapangan dengan mempertimbangkan jenis tanaman serta teknik penanamannya. Lokasi uji coba ditentukan pada suatu lahan yang dikategorikan sebagai lahan kritis pada kelas kelerengan 15-25 % dan 25-40%.
c) Pembuatan Petak Uji Coba (PUC)
Setelah penyiapan lahan untuk penempatan petak uji coba penelitian selesai dilaksanakan kemudian dilanjutkan dengan membuat petak uji coba penelitian berukuran 10 m x 10 m sebanyak 2 (dua) petak, yaitu 1 buah untuk PUC 1 dengan kelerengan 15-25% dan 1 buah untuk PUC 2 dengan kelerengan 25-40%.
d) Penanaman Bahan Tanaman
Bahan tanaman merupakan kacang tanah (Arachis hipogeae L.) dan sengon (Falcataria mollucana) berumur ± 4 bulan. PUC dengan ukuran 10 m × 10 m ditanam kacang tanah dan sengon dengan penanaman kacang tanah secara horizontal. Tanaman kacang tanah sebagai tanaman sela, dengan jarak tanam 20 cm × 20 cm. Untuk tanaman sengon ditanam diantara tanaman kacang tanah pada bagian tanah yang kosong dengan jarak tanam 3 m × 3 m, setiap PUC ada 16 tanaman sengon.
e) Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman meliputi penyulaman, penyiangan gulma, penyiraman dan pemupukan.
f) Pemanenan.
Pemanenan dapat dilakukan disaat tanaman kacang tanah berumur 120 hari siap panen menunjukkan ciri-ciri daun terlihat layu berwarna kuning secara merata dan buah dari kacang tanah sudah terlihat padat atau matang. Kriteria pertumbuhan tanaman yaitu jelek (belum terlihat pertumbuhan tunas sama sekali), sedang (pertumbuhan tunas baru pada tanaman), baik (menunjukkan perkembangan tunas secara merata atau lebat).
D. Pengamatan dan Pengukuran
Pengamatan dan pengukuran pertumbuhan tanaman sengon dan kacang tanah dilakukan selama 4 (empat) bulan. Pengamatan dan pengukuran dilakukan satu kali dalam 1 bulan pada tanaman sengon, sedangkan pada tanaman kacang tanah pengamatan dan pengukuran dilakukan setiap 2 minggu. Pada penelitian ini pengamatan dan pertumbuhan tanaman meliputi persentase hidup tanaman, luas penutupan tajuk, dan laju pertumbuhan tanaman. Untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman dilihat dari kesehatan tanaman, kemampuan tumbuh dan berkembangnya tanaman. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan tanaman sengon, dilakukan pengukuran diameter (d) dan pengukuran tinggi (һ) yang dilakukan bulan. Pengamatan yang digunakan dalam mengetahui perkembangan tanaman sengon dan kacang tanah adalah pengamatan secara kualitatif yaitu dengan kriteria antara lain :
1. Jelek berarti belum terlihat pertumbuhan tunas;
2. Sedang berarti masih terlihat pertumbuhan tunas;
3. Baik berarti pertumbuhan tunas yang merata atau lebat.
E. Pengolahan dan Analisis Data
Data primer yang dikumpulkan meliputi keberhasilan tumbuh tanaman berdasarkan jenis tanaman dan teknik penanamannya. Menurut Mariati (2004), untuk persentase laju pertumbuhan kacang tanah (Pkti) dapat dihitung degan rumus :
Pkti = x 100%
Untuk persentase pertumbuhan sengon (Psi) dihitung dengan rumus :
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak geografis Lokasi Penelitian
Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman (HPFKU) Lempake Samarinda terletak dalam daerah aliran Sungai Karang Mumus di Kecamatan Samarinda Utara. Secara geografis terletak antara 0º25´10´´ - 0º25´24´´ Lintang Selatan (LS) dan 117º14´00´´ – 117º 14´14´´ Bujur Timur (BT).
Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Lempake Samarinda secara administrasi pemerintah termasuk ke dalam wilayah Desa Lempake, Kecamatan Samarinda Utara dengan luas desa 53,80 km2 yang berbatasan dengan :
- Sebelah Utara : Kelurahan Sempaja atau Sungai Siring
- Sebelah Selatan : Kelurahan Sungai Pinang Dalam
- Sebelah Barat : Kelurahan Sempaja dan Temindung Permai
- Sebelah Selatan : Kelurahan Sungai Surung dan Anggana
2. Status Lokasi Penelitian
Luas Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Lempake Samarinda ± 300 hektar yang dibagi menjadi zona koleksi dengan luas 54 ha, zona rekreasi 70 ha, zona penelitian 32 ha dan 144 ha merupakan zona konversi.
B. Kondisi Topografi
Secara umum lahan pada kawasan Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Unmul (HPFKU) dapat dibedakan 3 kelompok lahan utama yaitu lahan kering, lahan rawa rendah dan lahan topografi peralihan yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Lahan kering, terbentang dari arah barat laut menuju timur laut dan tenggara yang berupa perbukitan.
b. Lahan rawa rendah, terbentang dari arah barat daya menuju timur laut.
c. Lahan topografi peralihan, lahan ini berada terpencar antara topografi lahan kering dan lahan rawa rendah yang dapat mengering pada saat musim panas dan menjadi basah pada saat musim hujan.
C. Kondisi Iklim, Flora dan Vegetasi KRUS
Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tahun 2008-2014 curah hujan bulanan, suhu udara, kelembapan udara relatif, dan lama penyinaran rata-rata di KRUS berturut-turut sebesar 211,55 mm; 27,4°C; 82,2%, dan 41,8 jam (Karyati, 2015). Iklim Kota Samarinda diklasifikasikan menjadi tipe iklim A berdasarkan sistem klasifikasi Schmidt-Ferguson (1951) dengan nilai Q (Quotient) sebesar 0,048 yang merupakan daerah sangat lembab dengan vegetasi hutan hujan tropis (Karyati dkk., 2016).
Hewan yang dijumpai di KRUS meliputi hewan invertebrata, antara lain kelompok protozoa, annelid, mollusca, crustacean, insekta, arachnoidea dan hewan vertebrata meliputi kelompok dari ikan, katak, burung, reptil dan mamalia (KRUS, 2013; KRUS, 2014).
KRUS merupakan kawasan yang masih bernuansa alami dengan habitat hutan hujan tropis dataran rendah (low land tropical rain forest) yang terletak pada ketinggian 50 m dpl.
D. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Sengon (Falcataria mollucana) dan Kacang Tanah (Arachis hipogeae L.)
Dalam penelitian ini, upaya uji coba yang dilakukan untuk merehabilitasi lahan kritis dengan teknik penanaman secara horizontal, dimana jumlah petak uji coba ada 2 plot dengan ukuran 10 m x 10 m. Tanaman yang digunakan dalam uji coba adalah kacang tanah dan sengon. Biji kacang tanah yang diperlukan adalah ± 2 kg, sedangkan untuk jumlah sengon 32 tanaman (16 tanaman dalam satu plot).
Pengamatan kualitatif yang mengkriteriakan pertumbuhan tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah.
E. Keberhasilan Teknik Penanaman Sengon (Falcataria mollucana) dan Kacang Tanah (Arachis hipogeae L.)
limpasan permukaan dan erosi, (2) penahanan tumbukan langsung curah hujan terhadap permukaan lahan dan (3) perbaikan kondisi lahan agar kelak dapat dimanfaatkan untuk tujuan yang lebih produktif.
1. Persentase Laju Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan pertumbuhan tanaman selama 4 bulan diperoleh persentase tumbuh tanaman kacang tanah, seperti disajikan pada Gambar 13.
Gambar 13. Persentase Pertumbuhan Kacang Tanah
Pada gambar di atas terlihat bahwa laju pertumbuhan kacang tanah pada PUC 1 memiliki persentase laju pertumbuhan yang masing-masing setiap bulannya adalah sebagai berikut : pada bulan pertama sebesar 50,41 % pada bulan kedua, 63,34% pada bulan ketiga, 74,35% pada bulan ke empat 87,52%. Sedangkan laju pertumbuhan kacang tanah pada PUC 2 memiliki persentase pertumbuhan yang masing-masingnya adalah sebesar 42,08% pada bulan pertama, 60,85% pada bulan ke dua, 71,82% pada bulan ke tiga dan 82,05% pada bulan ke empat. Dari hasil pengukuran tutupan lahan selama ± 4 bulan bisa dikatakan keberhasilan persentase penutupan lahan dengan menggunakan tanaman kacang mencapai 70-80%, interaksi antara perlakuan pemberian pupuk NPK terhadap kacang tanah sangat berpengaruh terhadap parameter luas tutupan lahan dan pertumbuhan kacang tanah dalam upaya rehabilitasi lahan kritis secara vegetatif.
2. Persentase PertumbuhanTanaman Sengon
Berdasarsarkan hasil pengamatan di lapangan selama 4 bulan, bahwa persen hidup tanaman sengon dapat dikatakan sangat baik dengan persentase hidup mencapai 100%, tanaman tidak ada yang mati.
3. Riap Diameter dan Tinggi Tanaman Sengon
Hasil pengukuran riap diameter tanaman sengon pada PUC 1 dan PUC 2 selama penelitian ditampilkan pada :
d1 : Riap diameter padan bulan ke- 1
d2 : Riap diameter pada bulan ke- 2
d3 : Riap diameter pada bulan ke-3
d4 : Riap diameter pada bulan ke-4
Menunjukkan hasil pengukuran perkembangan riap diameter tanaman sengon pada PUC 1 dan PUC 2, terlihat bahwa terjadi peningkatan setiap bulannya karena (1) pengaruh dari tanaman sela (kacang tanah) yang dimana penambahan bahan organik melalui daun kacang tanah yang gugur yang telah mengalami pembusukan (2) pemberian pupuk NPK. Pemupukan bertujuan untuk menambah persediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk peningkatan produksi dan mutu hasil tanaman.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai upaya rehabilitasi lahan kritis dengan tanaman sengon (Falcataria mollucana) dan kacang tanah (Arachis hipogeae L.) di Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, maka dapat disimpulkan :
1. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman sengon dan kacang tanah cukup baik, meskipun pada awal penanaman pada minggu ke- 2 belum terlihat merata dampak dari musim kemarau sehingga tanah menjadi gersang dan kering. Tetapi pada saat memasuki bulan ke- 2 sampai bulan ke- 4 tanaman sengon dan kacang tanah dalam 2 PUC tanaman tersebut mampu terus tumbuh dan berkembang.
2. Penanaman tanaman sengon dan kacang tanah dengan teknik penanaman secara horizontal dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam upaya rehabilitasi lahan kritis, menggunakan teknik penanaman secara horizontal juga memperlihatkan pertumbuhan yang efektif dalam upaya rehabilitasi. Dari teknik penanaman ini dapat juga dapat dilihat dari tingkat keberhasilan sebagai alternatif yang digunakan dalan PUC 1 dan PUC 2 dengan persentase penutupan lahan tanaman kacang tanah mencapai 70-80% sedangkan persentase hidup tanaman sengon 100%.
3. Perkembangan riap diameter dan tinggi tanaman sengon menunjukkan peningkatan setiap bulannya dengan diketahuinya hasil rata-rata riap diameter yang tertinggi pada PUC I 5,38 mm/4 bulan atau 1,61 cm/tahun dan terendah 1,73 mm/4 bulan atau 0,52 cm/tahun, sedangkan PUC II 6,19 mm/4 bulan atau 1,86 m/tahun, yang terendah 0,57 mm/4 bulan atau 0,17 cm/tahun. Perkembangan riap tinggi juga menunjukkan peningkatan dengan diketahuinya rata-rata riap tinggi tertinggi pada PUC I adalah 57,75 cm/4 bulan atau 1,73 m/tahun dan terendah 11,50 cm/4 bulan atau 0,35 m/tahun sedangkan pada PUC II rata-rata riap tinggi yang tertinggi 53,50 cm/4 bulan atau 1,61 m/tahun, rataan terendah 3,50 cm/4 bulan atau 0,11 m/tahun.
B. Saran
1. Untuk mencapai penutupan lahan yang lebih cepat, maka diperlukan perlakuan yang lebih intensif seperti pengapuran pada saat sebelum penanaman.
2. Perlu dilakukan penelitian mengenai erosi dengan jangka waktu yang sama ± 4 bulan untuk mengetahui tingkat erosivitas yang terjadi di PUC 1 dan PUC 2.
3. Perlu dilakukan penelitian mengenai kandungan biomassa yang terdapat di dalam tanaman kacang tanah (cover crop) setelah dipanen.
Referensi : peneliatian langsung dan serapan Ringkas skripsi Jonatan
TERPOPULER
ISOLASI LIGNIN DARI LINDI HITAM (Black Liquor) PROSES PEMASAKAN PULP SODA DAN PULP SULFAT (Kraft) Oleh Fitriyani sinaga Abstrak Kebutuhan pulp di dalam negeri dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan peningkatan kebutuhan kertas. Peningkatan produksi pulp tersebut akan meningkatkan pula produksi limbah cair yaitu lindi hitam (black liquor). Badan Pusat Statistik menyatakan ekspor Indonesia terhadap pulp of wood and waste of paper tahun 2005 (140.533,124 ton) mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2004 (31.788,157 ton). Lindi hitam (black liquor) merupakan hasil samping dari proses pembuatan pulp yang memiliki komponen utama air, senyawa anorganik yang berasal dari sisa cairan kimia pemasak serpih kayu dan hasil reaksi yang berlangsung selama proses pemasakan, serta senyawa organik yang berasal dari serpih kayunya. Lindi hitam dapat mencemari lingkungan yang disebabkan oleh adanya beberapa senyawa kimia yang bersifat racun seperti metil merkaptan dan hidrogen ...
Teknis Mesin Pancang Dalam Pemanenan HUTAN
✍ Fitriyani Sinaga
Ruanghutani.id
STUDI Petunjuk Teknis Pengunaan Mesin Pancang Tarik (Monocable Winch) Fitriyani Sinaga Fakultas kehutanan Universitas Mulawarman Sinagafitriyani@gmailcom Abstrak Teknik pengelolaan hutan yang berkesinambungan dan ramah terhadap lingkungan di kalimantan timur dan Dalam praktek kegiatan pemanenan di lapangan masih banyak masalah yang dihadapi yaitu kerusakan terhadap tegakan tinggal maupun kerusakan lingkungan. Aturan-aturan yang ada belum dapat dilaksanakan dengan baik. Penerapan pemanenan yang ramah lingkungan (RIL) di hutan tropis merupakan salah indikator kunci dalam standard LEI/FSC untuk mendapatkan sertifikasi.. Dari hasil penelitian yang ada menunjukkan bahwa buldoser menimbulkan dampak kerusakan yang besar baik itu kerusakan tegakan tinggal maupun keterbukaan lahan akibat kegiatan penyaradan secara khusus dan kegiatan pemanenan kayu secara umum. Sasaran panduan teknis ini ditujukan bagi operator monocable, manajer pemanenan kayu, manajer dan staff pengusa...
Sejarah Sylva Indonesia: Rimbawan, yuk berjuang kolektif!
✍ Fitriyani Sinaga
Ruanghutani.id
Sejarah Sylva Indonesia dan Faktualitas Kondisi Hutan Ditulis Oleh FITRIYANI SINAGA Kelestarian hutan dan kesejahteraan m asyarakat tidak terlepas dari Sumber Daya Manusia. Perguruan tinggi melahirkan pendidikan tinggi, pembangunan sumberdaya manusia untuk tenaga kerja yang terampil. Mahasiswa sebagai bagian daripada masyarakat memiliki fungsi dan peran yang sangat strategis turut berperan memberikan kontribusi untuk membangun sumber daya manusia melalui lembaga mahasiswa. Baca juga tulisan saya Selengkapnya di https://foresteract.com/6-dasawarsa-sylva-indonesia-rimbawan-yuk-berjuang-kolektif/ Kelembagaan organisasi mahasiswa kehutanan, diawali 2 hingga kini telah 46 dari 66 perguruan tinggi Jurusan kehutanan. Sylva Indonesia sebagai ikatan mahasiswa kehutanan Indonesia kini telah memasuki usia ke-6 dasawarsa dan masih tetap perkasa, “Tua tak menua, seperti pohon Ulin (Eusideroxylon zwageri)”. Hingga saat ini masih senantiasa mempertahankan eksi...
Masyarakat Adat vs RUU Pertanahan, Sebuah Refleksi Hari Tani, Utopis Kelestarian Hutan?
✍ Fitriyani Sinaga
Ruanghutani.id
Petani Kutai Barat “ Hutan dikelola secara lestari menjadi mimpi kita bersama. Hutan dan lahan pertanian sebagai sumber daya alam yang dapat diperbaharui semestinya bisa dikelola bertani secara adil dan ekologis guna mendukung perikehidupan bersama, khususnya masyarakat yang tinggal disekitarnya. Kepastian hak Masyarakat adat sebagai wujud pengakuan dan perlundungan masyarakat adat di wilayah hutan adat yang Eksistensinya bertani, berburu dan berusaha di sektor kehutanan dengan mengedepankan ekologi dan pendekatan Sosio Kultur. Refleksi atas tani hari ini, ketahanan pangan, kinerja Parlemen dan pemerintah dalam menyelesaikan reforma agraria: Mari tolak RUU Pertanahan, menyelesaikan masalah tetapi mengabaikan akar masalahnya. Pak Tani Ku kusayang, pak tani Ku Malang”. Oleh Fitriyani Sinaga Hari Tani dan Penolakan RUU Pertanahan Dalam kondisi resesi pangan dan kebijakan tani saat ini bahkan telah memasuki era depresi kebijakan nasional. Kita masih menyaksikan seca...
Rimba 2019: Mahasiswa Berprestasi, Tanamkan Kode Etik Rimbawan
✍ Fitriyani Sinaga
Ruanghutani.id
MODUL KURIKULUM PENGKADERAN SYLVA INDONESIA Ikatan Mahasiswa Seluruh Indonesia Oleh Fitriyani Sinaga Mulawarman Political,economic,Social Culture Forestry laboratory) & Center Social Forest (CSF/ PPHT) Forum Diskusi tentang Kurikulum Pengkaderan Kehutanan ( Kehutanan Seluruh Indonesia). Materi kepemimpinan LKSI, PMKI, SMKI dan Hasil Kongres SI, Materi Pergerakan Sylvais perempuan & Keadaan Masyarakat sekitar Hutan. Disiapkan untuk:, RIMBA 2019 Nongkrong Ala Mapres Sylva Mulawarman Nilai Dasar Rimbawan Kode Etik Rimbawan Sejarah Pergerakan Perempuan dan Perannya Zona Rawa Hutan Kawasan Fahutan UNMUL 8 November 2019 2 dari 57 halaman Disusun dan disempurnakan oleh: Fitriyani Sinaga Kelestarian hutan dan kesejahteraan masyarakat tidak terlepas dari Sumber Daya Manusia. Perguruan tinggi melahirkan pendidikan tinggi, pembangunan sumberdaya manusia untuk tenaga kerja yang teramp...
Kehutanan Berduka,Wafatnya Prof.Dr.Ir.H.R.Sambas Wirakusumah MSc.
✍ Fitriyani Sinaga
Ruanghutani.id
Kabar duka dari kehutanan Seluruh Indonesia dan Seluruh civitas akademika Unmul bahwa telah meninggal Rektor pertama Unmul, Prof.Dr.Ir Sambas Wirakusumah MSc. wafat di usia 84 tepat pada tanggal 06 Agustus 2019 pukul 20.19 WIB. di RS Mayapada lebak Bulus Jakarta Selatan dan telah dibawa langsung ke rumah duka di Jln. BDN Raya Nomor 5, Cipete Selatan Cilandak DKI Jakarta. Penulis mendapat infomasi dari kerabat almarhum di kehutanan IPB. Terhitung sejak kemarin telah tiba utusan dari Unmul yang diwakili oleh Wakil Rektor 1 Bidang Akademik, Prof Mustofa Agung Sardjono. UNKAT jadi UNMUL dan pencetus kampus Gunung Kelua Almarhum Prof Sambas adalah rektor Unmul selama 8 tahun sejak 197-1980. Almarhum juga merupakan salah satu pendiri atas pergantian nama UNMUL dari yang semula Universitas Kalimantan Timur ( UNKAT). Seorang tokoh yang mampu mengembangkan unmul dengan sangat pesat, tercatat dapat mengmbangkan jurusan dan fakultas yang ada di ...
Karhutla di Kaltim: Surga Angrek Hitam Cagar Alam Kresik Luway Hangus
✍ Fitriyani Sinaga
Ruanghutani.id
“Indonesi Darurat Oksigen. Karhutlah di Sumatra dan Kalimantan. Titik api semakin meluas di Kalimantan, tidak hanya Kalbar dan kalteng api kini sampai ke Kutai barat dan Muara Bengkal Kutai Timur. sejak 16 September 2019, Karhutla di Surga Pulau Anggrek, Kresik Luway Kutai Barat, Satu-satunya habitat alami flora dilindungi Anggrek hitam ( Coelogyne pandurata Lindl.) Kawasan Konservasi Cagar Alam pusat diversitas beranekaragam spesies Anggrek kawasan tropis. Tumbuhan langka yang dinobatkan sebagai Flora Puspa Kalimantan timur terancam Punah ” Oleh Fitriyani Sinaga Api Menyala-nyala di Kresik Luway Kutai Barat Kondisi Terkini Cagar Alam Kresik Luway Terhitung sejak 16 september 2019 lalu, kobaran api mulai terlihat ke pemukiman warga Kutai Barat daerah Kampung Empas kecamatan Melak Kutai Barat. Kebakaran Hutan lahan (karhutla) melebar hingga ke wilayah lain seperti daerah Sekolaq Darat bahkan sampai meluas ke kawasan Konservasi Cagar Alam sekitar K...
Konferensi XVIII Sylva Indonesia : Kepemimpinan Fitriyani Sinaga Sampaikan Laporan Kerja DPSI 2017 dan 2018 Wujud Disiplin Organisasi dan Tugas Pemimpin
✍ Fitriyani Sinaga
Ruanghutani.id
Merupakan Soft File Laporan Kerja DPSI Sylva Indonesia Pusat periode 2017 dan 2018 oleh Fitriyani Sinaga. EIGER CAFE MAKASSAR,Juni 2019 Berbagi buku Laporan Kerja dan Dokumen Administrasi DPSI 2017-2018 Ketua DPSI Pusat 2017&2018(Fitriyani Sinaga) kepada Ketua DPSI 2018/2020(Agus). Sebelumnya/28 Mei 2018 Fitriyani telah menyerahkan Hard file dan Soft file Laporan Kerja serta persentasi Dihadapan Peserta KNLBSI XVIII Kendari 2018) Laporan Kerja ini telah di terima dengan oleh peserta Konferensi dan seluruh Pengurus Cabang Sylva Indonesia. Segala keputusan telah disepakati dan tertera bukti tanda tangan tiap PCSI, disetiap keputusan DPSI. Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa,atas segalalimpahan rahmat serta karunia-Nya kami dapat menjalankan kepemimpinan Dewan Perwakilan Sylva Indonesia serta menyelesaikan laporan pertanggungjawaban kepengurusan kami. Dewan Perwakilan Sylva Indonesia Pusat yang dalam hal ini telah melahirkan Konstitusi Sylv...
Symposium dan Konferensi Nasional Sylva Indonesia Jogjakarta
✍ Fitriyani Sinaga
Ruanghutani.id
Salam Rimba !! Rilis Konferensi Nasional dan Symposium Sylva Indonesia "Atmosfer paradigma baru kehutanan Indonesia" Konferensi Nasional Sylva Indonesia yang berubah menjadi Konferensi Luar Biasa Sylva Indonesia merupakan cambukan yang sangat kuat dengan pertimbangan yang matang atas kegelisahan kondisi sylva indonesia dalam rentang waktu yang sangat lama dan keadaan Hutan indonesia yang mengalami deforestrasi dan degradasi. PCSI Instiper Yogyakarta sebagai Unit Pelaksanaan tugas KNLBSI dengan dihadiri 40 Perguruan Tinggi delegasi PCSI. Konferensi Nasional ini merupakan forum yang membahas tentang gerakan Sylva Indonesia. konferensi ini menjadi tempat mengejawantahkan segala bentuk aspirasi dalam bentuk fokus grup diskusi bidang kehutanan dan lingkungan hidup. Konferensi ini juga membahas Sylva Indonesia kedepannya harus mampu sebagai Youth Center of Excellence dalam pembangunan sumber daya m...
👉👉NISKALA👈👈 (klick Aku)🙏 semua Postingan disini
👉👉NISKALA👈👈 (klick Aku)🙏 semua Postingan disini
Informasi data berita tentang fakta,edukasi dan analisis tentang kehutanan, pertanian, pendidikan budaya sosial dan lingkungan hidup. Ragam berita konservasi dan sains lingkungan. @ Seorang pembelajar yang menyenangi membaca dan menulis Jurnal ilmiah. Acap kali juga ngopi dengan penjaga toilet, satpam dan tukang parkir di pinggiran jalan . Kadang mendaki gunung dan memancing ikan dilaut. Masa kecilku Sering nongkrong di sawah bersama petani dan mengembala kerbau di Ladang. @nagadragn
Komentar
Posting Komentar