UPAYA REHABILITAS LAHAN KRITIS





UPAYA REHABILITASI LAHAN KRITIS DENGAN TANAMAN SENGON (Falcataria mollucana) DAN KACANG TANAH (Arachis hipogeae L.) HUTAN PENDIDIKAN FAKULTAS KEHUTANAN UNMUL 
SAMARINDA

Fitriyani Sinaga (1404015220)


Fakultas kehutanan Universitas Mulawarman 
Sinagafitriyani@gmailcom 


Abstrak 
Upaya Rehabilitasi Lahan Kritis dengan Tanaman Sengon (Falcataria mollucana) dan Kacang Tanah (Arachis hipogeae L.) di Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Samarinda (Dibimbing oleh Sri Sarminah dan Karyati).Rehabilitasi lahan kritis dapat memberikan manfaat dalam pemulihan kondisi lahan yang sudah rusak dan dapat mengurangi terbentuknya lahan kritis baru serta meningkatkan produktivitas lahan, baik sebagai media pengatur tata air maupun sebagai unsur produksi dalam bidang kehutanan dan pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengamati pertumbuhan dan perkembangan tanaman sengon (Falcataria mollucana) dan kacang tanah (Arachis hipogeae L.) yang ditanam dalam upaya rehabilitasi lahan kritis (2) mengamati dan menilai keberhasilan teknik penanaman yang diterapkan dalam upaya rehabilitasi lahan kritis. Penelitian ini dilakukan selama 4 (empat) bulan efektif pada lahan kritis dengan pembuatan Petak Uji Coba (PUC) sebanyak 2 (dua) petak dengan ukuran setiap petak 10 m × 10 m pada kelas kelerengan 15-25% pada PUC 1 dan 25-40% pada PUC 2. Jenis tanaman yang ditanam pada petak uji coba adalah sengon (Falcataria mollucana) dan kacang tanah (Arachis hipogeae L.). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan persentase penutupan lahan selama 4 bulan dengan menggunakan kacang tanah mencapai 70-80%, persentase hidup tanaman sengon adalah 100%, Perkembangan riap diameter dan tinggi tanaman sengon menunjukkan peningkatan setiap bulannya dengan hasil rata-rata riap diameter yang tertinggi pada PUC I 5,38 mm/4 bulan atau 1,61cm/tahun, yang terendah1,73 mm/4 bulan atau 0,52 cm/tahun, sedangkan pada PUC II rata-rata riap diameter tertinggi 6,19 mm/4 bulan atau 1,86 cm/tahun dan terendah 0,57 mm/4 bulan atau 0,17 cm/tahun. Perkembangan riap tinggi juga menunjukkan peningkatan dengan diketahuinya rata-rata riap tinggi yang tertinggi pada PUC I adalah 57,75 cm/4 bulan atau 1,73 m/tahun dan terendah 11,50 cm/4 bulan atau 0,35 m/tahun sedangkan pada PUC II rata-rata riap tinggi yang tertinggi 53,50 cm/4 bulan atau 1,61 m/tahun dan terendah 3,50 cm/4 bulan atau 0,11 m/tahun.


1. PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 

Perkembangan luasan lahan kritis yang tercatat dalam statistik Kehutanan Indonesia tahun 2006, terdapat lahan kritis di Indonesia seluas 13,18 juta ha yang tersebar di kawasan hutan 5,91 juta ha dan di luar kawasan hutan seluas 7,27 juta ha. Pada tahun 2000 terdapat 23.242.881 ha lahan kritis yang terdiri atas 8.136.647 ha dalam kawasan hutan dan 15.106.234 ha di luar kawasan hutan dan pada tahun 2006, tercatat lahan kritis seluas 77.806.881 ha yang terdiri atas 47.610.081 ha sangat kritis, 23.306.233 ha kritis dan agak kritis seluas 6.890.567 ha. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa laju lahan kritis baik di dalam kawasan hutan maupun di luar kawasan hutan sangat cepat jika dibandingkan dengan kemajuan realisasi kegiatan rehabilitasi lahan kritis sejak tahun 2002 hingga 2006 perkembangannya dalam kawasan hutan 743.591 ha dan 1.162.695 ha. 


Menurut Departemen Kehutanan RI (2006), menyatakan bahwa peningkatan luas lahan kritis merupakan kesatuan yang bersifat simultan antara kondisi biofisik, sosial ekonomi dan budaya yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan sebagai faktor-faktor produksi utama, serta penerapan kebijakan yang kurang memperhatikan kelestarian. Berbicara tentang kerusakan hutan dan lingkungan tidak terlepas dari dampak yang ditimbulkan dan bagaimana menetralisir segala kerusakan yang akan timbul jika hutan dan lingkungan rusak. 


Penelitian ini dilakukan untuk menerapkan metode dan teknik penanaman yang dapat diterapkan dalam rehabilitasi dilahan kritis sehingga penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam pemulihan kondisi lahan yang sudah rusak dan dapat mengurangi terbentuknya lahan kritis baru serta meningkatkan produktivitas lahan, baik sebagai media pengatur tata air maupun sebagai unsur produksi dalam bidang kehutanan dan pertanian. 


B. Tujuan Penelitian 
Tujuan penelitian ini adalah untuk : 

1. Mengamati pertumbuhan dan perkembangan tanaman sengon (Falcataria mollucana) dan kacang tanah (Arachis hipogeae L.) yang ditanam dalam upaya rehabilitasi lahan kritis. 


2. Mengamati dan menilai keberhasilan teknik penanaman yang diterapkan dalam upaya rehabilitasi lahan kritis 


C. Hasil yang diharapkan 

1. Diketahuinya pertumbuhan dan perkembangan tanaman sengon dan tanaman kacang tanah yang ditanam dalam upaya rehabilitasi lahan kritis. 


2. Diketahuinya tingkat keberhasilan teknik penanaman secara horizontal. 


II. TINJAUAN PUSTAKA 


III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 
1.Lokasi Penelitian 

Penelitian ini dilaksanakan di lahan kritis yang terletak di kawasan Hutan Pendidikan, Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur. 




Gambar 3. Lokasi Penelitian Lahan Kritis Hutan Pendidikan Kehutanan Unmul Samarinda. 


2.Waktu Penelitian 
Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 10 (sepuluh) bulan efektif. Kegiatan penelitian ini meliputi beberapa tahapan yaitu : studi pustaka, orientasi lapangan, pengumpulan dan pengamatan data lapangan, pengukuran, analisis data dan penulisan skripsi.


B. Alat dan Bahan Penelitian 

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 


1. Meteran, untuk mengukur panjang dan lebar plot/petak uji coba serta mengukur tinggi pohon; 


2. Clinometer, untuk mengukur kelerengan petak uji coba; 


3. GPS, untuk mengetahui posisi plot/petak uji coba atau mengetahui titik koordinat plot; 


4. Mikro Caliper, untuk mengukur diameter pohon/semai; 


5. Kompas, untuk menentukan arah petak uji coba; 


6. Parang dan cangkul, untuk penyiapan lahan; 


7. Kamera, untuk dokumentasi; 


8. Alat tulis menulis : pulpen, kertas dan penggaris. 


Bahan yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut : 


1. Kacang tanah (Arachis hipogeae L.) ± 2 kg 


2. Semai Tanaman Sengon ( Falcataria mollucana) jumlanya 32 tanaman. 

C. Prosedur Penelitian 

a) Studi Pustaka 


Studi pustaka merupakan langkah awal sebelum dilaksanakannya penelitian dengan tujuan untuk mengumpulkan bahan-bahan pustaka yang ada hubungannya dengan permasalahan yang akan diteliti, sebagai penunjang penelitian yang akan dilaksanakan dan sebagai bahan acuan dalam melakukan penyusunan skripsi. 


a) Orientasi Lapangan 


Orientasi lapangan merupakan awal pelaksanaan penelitian yang akan dilaksanakan dengan tujuan melihat kondisi aktual lapangan agar memenuhi persyaratan yang diinginkan yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu lahan tebing yang kritis dalam kawasan Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Samarinda. 


b) Persiapan Petak Uji Coba Penelitian (PUC) 


Penyiapan petak uji coba penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil orientasi lapangan dengan mempertimbangkan jenis tanaman serta teknik penanamannya. Lokasi uji coba ditentukan pada suatu lahan yang dikategorikan sebagai lahan kritis pada kelas kelerengan 15-25 % dan 25-40%. 


c) Pembuatan Petak Uji Coba (PUC) 

Setelah penyiapan lahan untuk penempatan petak uji coba penelitian selesai dilaksanakan kemudian dilanjutkan dengan membuat petak uji coba penelitian berukuran 10 m x 10 m sebanyak 2 (dua) petak, yaitu 1 buah untuk PUC 1 dengan kelerengan 15-25% dan 1 buah untuk PUC 2 dengan kelerengan 25-40%. 


d) Penanaman Bahan Tanaman 

Bahan tanaman merupakan kacang tanah (Arachis hipogeae L.) dan sengon (Falcataria mollucana) berumur ± 4 bulan. PUC dengan ukuran 10 m × 10 m ditanam kacang tanah dan sengon dengan penanaman kacang tanah secara horizontal. Tanaman kacang tanah sebagai tanaman sela, dengan jarak tanam 20 cm × 20 cm. Untuk tanaman sengon ditanam diantara tanaman kacang tanah pada bagian tanah yang kosong dengan jarak tanam 3 m × 3 m, setiap PUC ada 16 tanaman sengon. 


e) Pemeliharaan Tanaman 


Pemeliharaan tanaman meliputi penyulaman, penyiangan gulma, penyiraman dan pemupukan. 


f) Pemanenan

Pemanenan dapat dilakukan disaat tanaman kacang tanah berumur 120 hari siap panen menunjukkan ciri-ciri daun terlihat layu berwarna kuning secara merata dan buah dari kacang tanah sudah terlihat padat atau matang. Kriteria pertumbuhan tanaman yaitu jelek (belum terlihat pertumbuhan tunas sama sekali), sedang (pertumbuhan tunas baru pada tanaman), baik (menunjukkan perkembangan tunas secara merata atau lebat).

D. Pengamatan dan Pengukuran 

Pengamatan dan pengukuran pertumbuhan tanaman sengon dan kacang tanah dilakukan selama 4 (empat) bulan. Pengamatan dan pengukuran dilakukan satu kali dalam 1 bulan pada tanaman sengon, sedangkan pada tanaman kacang tanah pengamatan dan pengukuran dilakukan setiap 2 minggu. Pada penelitian ini pengamatan dan pertumbuhan tanaman meliputi persentase hidup tanaman, luas penutupan tajuk, dan laju pertumbuhan tanaman. Untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman dilihat dari kesehatan tanaman, kemampuan tumbuh dan berkembangnya tanaman. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan tanaman sengon, dilakukan pengukuran diameter (d) dan pengukuran tinggi (һ) yang dilakukan bulan. Pengamatan yang digunakan dalam mengetahui perkembangan tanaman sengon dan kacang tanah adalah pengamatan secara kualitatif yaitu dengan kriteria antara lain : 


1. Jelek berarti belum terlihat pertumbuhan tunas; 


2. Sedang berarti masih terlihat pertumbuhan tunas; 


3. Baik berarti pertumbuhan tunas yang merata atau lebat. 

E. Pengolahan dan Analisis Data 

Data primer yang dikumpulkan meliputi keberhasilan tumbuh tanaman berdasarkan jenis tanaman dan teknik penanamannya. Menurut Mariati (2004), untuk persentase laju pertumbuhan kacang tanah (Pkti) dapat dihitung degan rumus : 





Pkti = x 100% 


Untuk persentase pertumbuhan sengon (Psi) dihitung dengan rumus : 




IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak geografis Lokasi Penelitian 


Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman (HPFKU) Lempake Samarinda terletak dalam daerah aliran Sungai Karang Mumus di Kecamatan Samarinda Utara. Secara geografis terletak antara 0º25´10´´ - 0º25´24´´ Lintang Selatan (LS) dan 117º14´00´´ – 117º 14´14´´ Bujur Timur (BT). 


Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Lempake Samarinda secara administrasi pemerintah termasuk ke dalam wilayah Desa Lempake, Kecamatan Samarinda Utara dengan luas desa 53,80 km2 yang berbatasan dengan : 


- Sebelah Utara : Kelurahan Sempaja atau Sungai Siring 


- Sebelah Selatan : Kelurahan Sungai Pinang Dalam 


- Sebelah Barat : Kelurahan Sempaja dan Temindung Permai 


- Sebelah Selatan : Kelurahan Sungai Surung dan Anggana 


2. Status Lokasi Penelitian 


Luas Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Lempake Samarinda ± 300 hektar yang dibagi menjadi zona koleksi dengan luas 54 ha, zona rekreasi 70 ha, zona penelitian 32 ha dan 144 ha merupakan zona konversi. 


B. Kondisi Topografi 

Secara umum lahan pada kawasan Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Unmul (HPFKU) dapat dibedakan 3 kelompok lahan utama yaitu lahan kering, lahan rawa rendah dan lahan topografi peralihan yang dapat dijelaskan sebagai berikut : 


a. Lahan kering, terbentang dari arah barat laut menuju timur laut dan tenggara yang berupa perbukitan. 


b. Lahan rawa rendah, terbentang dari arah barat daya menuju timur laut. 


c. Lahan topografi peralihan, lahan ini berada terpencar antara topografi lahan kering dan lahan rawa rendah yang dapat mengering pada saat musim panas dan menjadi basah pada saat musim hujan. 


C. Kondisi Iklim, Flora dan Vegetasi KRUS 


Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tahun 2008-2014 curah hujan bulanan, suhu udara, kelembapan udara relatif, dan lama penyinaran rata-rata di KRUS berturut-turut sebesar 211,55 mm; 27,4°C; 82,2%, dan 41,8 jam (Karyati, 2015). Iklim Kota Samarinda diklasifikasikan menjadi tipe iklim A berdasarkan sistem klasifikasi Schmidt-Ferguson (1951) dengan nilai Q (Quotient) sebesar 0,048 yang merupakan daerah sangat lembab dengan vegetasi hutan hujan tropis (Karyati dkk., 2016). 


Hewan yang dijumpai di KRUS meliputi hewan invertebrata, antara lain kelompok protozoa, annelid, mollusca, crustacean, insekta, arachnoidea dan hewan vertebrata meliputi kelompok dari ikan, katak, burung, reptil dan mamalia (KRUS, 2013; KRUS, 2014). 


KRUS merupakan kawasan yang masih bernuansa alami dengan habitat hutan hujan tropis dataran rendah (low land tropical rain forest) yang terletak pada ketinggian 50 m dpl. 


D. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Sengon (Falcataria mollucana) dan Kacang Tanah (Arachis hipogeae L.) 


Dalam penelitian ini, upaya uji coba yang dilakukan untuk merehabilitasi lahan kritis dengan teknik penanaman secara horizontal, dimana jumlah petak uji coba ada 2 plot dengan ukuran 10 m x 10 m. Tanaman yang digunakan dalam uji coba adalah kacang tanah dan sengon. Biji kacang tanah yang diperlukan adalah ± 2 kg, sedangkan untuk jumlah sengon 32 tanaman (16 tanaman dalam satu plot). 


Pengamatan kualitatif yang mengkriteriakan pertumbuhan tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah.


E. Keberhasilan Teknik Penanaman Sengon (Falcataria mollucana) dan Kacang Tanah (Arachis hipogeae L.) 


limpasan permukaan dan erosi, (2) penahanan tumbukan langsung curah hujan terhadap permukaan lahan dan (3) perbaikan kondisi lahan agar kelak dapat dimanfaatkan untuk tujuan yang lebih produktif. 


1. Persentase Laju Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah 


Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan pertumbuhan tanaman selama 4 bulan diperoleh persentase tumbuh tanaman kacang tanah, seperti disajikan pada Gambar 13. 




Gambar 13. Persentase Pertumbuhan Kacang Tanah


Pada gambar di atas terlihat bahwa laju pertumbuhan kacang tanah pada PUC 1 memiliki persentase laju pertumbuhan yang masing-masing setiap bulannya adalah sebagai berikut : pada bulan pertama sebesar 50,41 % pada bulan kedua, 63,34% pada bulan ketiga, 74,35% pada bulan ke empat 87,52%. Sedangkan laju pertumbuhan kacang tanah pada PUC 2 memiliki persentase pertumbuhan yang masing-masingnya adalah sebesar 42,08% pada bulan pertama, 60,85% pada bulan ke dua, 71,82% pada bulan ke tiga dan 82,05% pada bulan ke empat. Dari hasil pengukuran tutupan lahan selama ± 4 bulan bisa dikatakan keberhasilan persentase penutupan lahan dengan menggunakan tanaman kacang mencapai 70-80%, interaksi antara perlakuan pemberian pupuk NPK terhadap kacang tanah sangat berpengaruh terhadap parameter luas tutupan lahan dan pertumbuhan kacang tanah dalam upaya rehabilitasi lahan kritis secara vegetatif. 


2. Persentase PertumbuhanTanaman Sengon 


Berdasarsarkan hasil pengamatan di lapangan selama 4 bulan, bahwa persen hidup tanaman sengon dapat dikatakan sangat baik dengan persentase hidup mencapai 100%, tanaman tidak ada yang mati. 


3. Riap Diameter dan Tinggi Tanaman Sengon 


Hasil pengukuran riap diameter tanaman sengon pada PUC 1 dan PUC 2 selama penelitian ditampilkan pada : 


d1 : Riap diameter padan bulan ke- 1 


d2 : Riap diameter pada bulan ke- 2 


d3 : Riap diameter pada bulan ke-3 


d4 : Riap diameter pada bulan ke-4 


Menunjukkan hasil pengukuran perkembangan riap diameter tanaman sengon pada PUC 1 dan PUC 2, terlihat bahwa terjadi peningkatan setiap bulannya karena (1) pengaruh dari tanaman sela (kacang tanah) yang dimana penambahan bahan organik melalui daun kacang tanah yang gugur yang telah mengalami pembusukan (2) pemberian pupuk NPK. Pemupukan bertujuan untuk menambah persediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk peningkatan produksi dan mutu hasil tanaman. 


IV. KESIMPULAN DAN SARAN 
A. Kesimpulan 

Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai upaya rehabilitasi lahan kritis dengan tanaman sengon (Falcataria mollucana) dan kacang tanah (Arachis hipogeae L.) di Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, maka dapat disimpulkan : 


1. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman sengon dan kacang tanah cukup baik, meskipun pada awal penanaman pada minggu ke- 2 belum terlihat merata dampak dari musim kemarau sehingga tanah menjadi gersang dan kering. Tetapi pada saat memasuki bulan ke- 2 sampai bulan ke- 4 tanaman sengon dan kacang tanah dalam 2 PUC tanaman tersebut mampu terus tumbuh dan berkembang. 


2. Penanaman tanaman sengon dan kacang tanah dengan teknik penanaman secara horizontal dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam upaya rehabilitasi lahan kritis, menggunakan teknik penanaman secara horizontal juga memperlihatkan pertumbuhan yang efektif dalam upaya rehabilitasi. Dari teknik penanaman ini dapat juga dapat dilihat dari tingkat keberhasilan sebagai alternatif yang digunakan dalan PUC 1 dan PUC 2 dengan persentase penutupan lahan tanaman kacang tanah mencapai 70-80% sedangkan persentase hidup tanaman sengon 100%. 


3. Perkembangan riap diameter dan tinggi tanaman sengon menunjukkan peningkatan setiap bulannya dengan diketahuinya hasil rata-rata riap diameter yang tertinggi pada PUC I 5,38 mm/4 bulan atau 1,61 cm/tahun dan terendah 1,73 mm/4 bulan atau 0,52 cm/tahun, sedangkan PUC II 6,19 mm/4 bulan atau 1,86 m/tahun, yang terendah 0,57 mm/4 bulan atau 0,17 cm/tahun. Perkembangan riap tinggi juga menunjukkan peningkatan dengan diketahuinya rata-rata riap tinggi tertinggi pada PUC I adalah 57,75 cm/4 bulan atau 1,73 m/tahun dan terendah 11,50 cm/4 bulan atau 0,35 m/tahun sedangkan pada PUC II rata-rata riap tinggi yang tertinggi 53,50 cm/4 bulan atau 1,61 m/tahun, rataan terendah 3,50 cm/4 bulan atau 0,11 m/tahun. 


B. Saran 


1. Untuk mencapai penutupan lahan yang lebih cepat, maka diperlukan perlakuan yang lebih intensif seperti pengapuran pada saat sebelum penanaman. 


2. Perlu dilakukan penelitian mengenai erosi dengan jangka waktu yang sama ± 4 bulan untuk mengetahui tingkat erosivitas yang terjadi di PUC 1 dan PUC 2. 


3. Perlu dilakukan penelitian mengenai kandungan biomassa yang terdapat di dalam tanaman kacang tanah (cover crop) setelah dipanen. 


Referensi : peneliatian langsung dan serapan Ringkas skripsi Jonatan

Komentar

TERPOPULER

Isolasi Lignin Pulp Soda dan Sulfat (Kraft)

Teknis Mesin Pancang Dalam Pemanenan HUTAN

Sejarah Sylva Indonesia: Rimbawan, yuk berjuang kolektif!

Masyarakat Adat vs RUU Pertanahan, Sebuah Refleksi Hari Tani, Utopis Kelestarian Hutan?

Kehutanan Berduka,Wafatnya Prof.Dr.Ir.H.R.Sambas Wirakusumah MSc.

Rimba 2019: Mahasiswa Berprestasi, Tanamkan Kode Etik Rimbawan

Karhutla di Kaltim: Surga Angrek Hitam Cagar Alam Kresik Luway Hangus

Symposium dan Konferensi Nasional Sylva Indonesia Jogjakarta

Informasi data berita tentang fakta,edukasi dan analisis tentang kehutanan, pertanian, pendidikan budaya sosial dan lingkungan hidup. Ragam berita konservasi dan sains lingkungan. @ Seorang pembelajar yang menyenangi membaca dan menulis Jurnal ilmiah. Acap kali juga ngopi dengan penjaga toilet, satpam dan tukang parkir di pinggiran jalan . Kadang mendaki gunung dan memancing ikan dilaut. Masa kecilku Sering nongkrong di sawah bersama petani dan mengembala kerbau di Ladang. @nagadragn