MODUL
KURIKULUM PENGKADERAN
SYLVA
INDONESIA
Ikatan Mahasiswa Seluruh Indonesia
Oleh
Fitriyani Sinaga
Mulawarman Political,economic,Social Culture Forestry laboratory) & Center Social Forest (CSF/ PPHT)
Forum Diskusi tentang Kurikulum Pengkaderan Kehutanan (Kehutanan Seluruh Indonesia). Materi kepemimpinan LKSI, PMKI, SMKI dan Hasil Kongres SI, Materi
Pergerakan Sylvais perempuan &
Keadaan Masyarakat sekitar Hutan.
Disiapkan
untuk:,
RIMBA 2019
Nongkrong Ala Mapres Sylva Mulawarman
Nilai Dasar Rimbawan
Kode Etik Rimbawan
Sejarah Pergerakan Perempuan dan Perannya
Zona Rawa Hutan Kawasan Fahutan UNMUL
8 November 2019
2
dari 57 halaman
Disusun dan disempurnakan oleh:
Fitriyani Sinaga
Kelestarian hutan dan kesejahteraan
masyarakat tidak terlepas dari Sumber
Daya Manusia. Perguruan tinggi melahirkan pendidikan tinggi, pembangunan
sumberdaya manusia untuk tenaga kerja yang terampil. Mahasiswa sebagai bagian
daripada masyarakat memiliki fungsi dan peran yang sangat strategis turut
berperan memberikan kontribusi untuk
membangun sumber daya manusia melalui lembaga mahasiswa.
“Tua tak menua, seperti pohon Ulin (Eusideroxylon
zwageri)”. Hingga saat ini masih senantiasa mempertahankan eksistensinya dengan
menjunjung tinggi independensi seorang rimbawan.
Bagi fakultas kehutanan unmul,
pergeseran nilai terhadap sumber daya hutan berarti menata ulang kurikulumnya.
Sejak Agustus 2001 lalu kurikulum Unmul bukan lagi sekedar penghasil kayu,
melainkan pula produksi jasa lingkungan, ekosistem hayati dan kesejahteraan
masyarakat. Prinsip pengelolaan hutan pun telah bergeser, bukan lagi
kelestarian hasil melainkan pengelolaan Hutan Lestari. Hingga saat ini
kurikulum terus memperbaiki mutu untuk melakukan pendekatan pendekatan ekologis
dan mewujudkan masayarakat yang sejahtera.
Hasilnya? 4 matakuliah: Hutan
Kemasyarakatan, Sosial pedesaan hutan, perhutanan Sosial dan agroforestry dan
matakuliah pendukung lainnya yang pernah digagas oleh Prof. Dr.Ir. Mustofa
Agung Sardjono. Tidak jauh berbeda dari
tujuan tri dharma Perguruan Tinggi (PT), sebagai unsur dari PT yaitu mahasiswa yang diwadahi oleh
lembaga kemahasiswaan seperti lem sylva Mulawarman juga terstruktur dengan
kurikulum Sylva Indonesia dalam hal mendukung Praktik ilmu kehutanan di
masyarakat.
JIWA KORSA DAN 9 NILAI DASAR RIMBAWAN
Korsa adalah singkatan dari Komando Satu Rasa. Kelompok
manusia yang senasib, seperjuangan dan setujuan serta berkeinginan untuk selalu
bersatu dan berada dalam satu kesatuan yang solid berlandaskan semangat
persaudaraan dan kekeluargaan. Di lapangan, sering juga disebut dengan
"jiwa korsa", yang bisa diartikan bagaimana harus bersikap loyalis,
kebanggaan dan antusiasme yang tertanam pada anggota korps termasuk pimpinannya
terhadap organisasinya. Dalam suatu organisasi yang mempunyai jiwa korsa yang
tinggi, rasa ketidakpuasan.
Sesuai asas Kehutanan telah pernah dituangkan
SE.01/Menhut-II/2007 tentang Sembilan Nilai Dasar Rimbawan, yang dapat
diberlakukan di dalam institusi pendidikan maupun pemerintahan dalam membangun
sumber daya Manusia.
Sembilan nilai dasar rimbawan tersebut adalah :
1. Jujur
2. Tanggungjawab
3. Iklas
4. Displin
5. Visioner
|
6. Adil
7. Peduli
8. Kerjasama
9. Profesional
|
Kode Etik Rimbawan (1999)
Deklarasi cangkuang yang
dicetuskan 81 orang kehutanan pada jamannya yang kompeten dibidangnya, 4
November 1999.
1.Beriman & bertakwa pad Tuhan YME
2.Menempatkan Hutan Alam sebagai bagian dari upaya mewujudkan martabat dan
intgritas bangsa ditengah bangsa lainntya sepanjang jaman
3.Menghargai dan Melindungi Niliai-Nilai Kemajemukan
Sumber Daya Hutan dan Sosial Budaya Setempat.
4. Bersifat obyektif dalam melaksanakan
segenapas[pek 10.kelestarian fungsi ekonomi, ekologi dan sosial hutan secara
seimbang dimanapun dan kapanpun bekerja dan berdarma bakti.
5. Menguasai, Meningkatkan mengembangkan,
mengamalkan ilmu dan teknologi berwawasan lingkungan dan kemasyarakatan yang
berkaitan dengan hutan dan kehutanan.
6. Menajdi pelopor dalam setiap upaya pendidikan dan
penyelamatan lingkungan dimanapun dan kapanpun rimbawan berada.
7. Berperilaku jujur, Bersahaja, terbuka,
komunikatif,bertanggungjawab, demokratis, adil, iklas dan mampu bekerjasama
dengan swmua pihak sebagai upaya dalam mengemban profesinya.
8. Bersikap tegas, teguh dan konsisten dalam
melaksanakan segenap bidang gerak yang diembannya serta memiliki kepekaan,
proaktif, tanggap,dinamis,adaptif terhadapa perubahan lingkungan startegis yang
mempengaruhinya baik ditingkat lokal, nasional, regional dan global.
9. Mendahulukan Kepentingan tugas rimbawan dan
kepentingan umum (Publik Interest) saat ini dan generasi yang akan datang
diatas kepentingan lain.
10. Menjunjung tinggi dan memeliha jiwa korsa
Sejarah Pergerakan & peran Perempuan
“Jangan tergesa-gesa meniru
cara modern atau cara eropa, jangan lah juga terikat oleh cara konservatif atau
cara sempit tetapi cocokanlah semua barang dengan kodratnya ”
(Ki Hajar Dewantara, 1946;
proses penyaduran Soekarno dalam penulisan Buku Sarinah/Keperempuanan)
”Perempuan
itu tiang negeri. Manakala baik perempuan, baiklah negeri. Manakala rusak
perempuan, rusaklah negeri”
Poin yang akan dijelaskan :
Sejarah
Pergerakan perempuan
1. Penjajahan, Proklamasi, orde baru dan di Reformasi
2. dari Goa ke kota
•
Dia, kaum perempuan, dialah yang mula-mula induknya
kultur
•
Maka makin tambah pentingnya arti pertanian di dalam
kehidupan dan penghidupan manusia itu, makin naiklah derajat perempuan, makin
naiklah kekuasaannya. Makin naiklah ”bintangnya”, - naik, buat pertama kali di
dalam sejarah kemanusiaan
3.
Ber-evolusi”.
Pergerakan perempuan
4. TANTANGAN Pergerakan Perempuan?
5. Implementasi Pergerakan Perempuan
6. Peran Sylvais perempuan pada Hutan?
Perempuan, EKologi dan Kapitalisme?
Ibu adalah seorang perempuan yang telah melahirkan seseorang dan
sebutan untuk perempuan yang sudah bersuami.
Perempuan mempunyai Rahim yang menjadi bagian dari sistem reproduksi
wanita dalam mengandung dan melahirkan. Perempuan yang sangat erat kaitan dalam
keberlangsungan anak yang dilahirkan mulai dari
pertumbuhannya yang memerlukan makanan dari sumber daya alam yang ada
dan hal lainnya dalam urusan Rumah
tangga.
Diibaratkan oleh Renal (2008
)Perempuan itu adalah Bumi, Bumi adalah
Ibu Pertiwi yang menempatkan kedudukan
bumi sebaga Bumi kerahiman yang penuh kasih. Ia menjadi pelindung bagi segenap
isinya termasuk manusia didalamnya. Sebagaimana dalam Ekologi Marx juga di
jelaskan manusia adalah bagian dari alam. Sumberdaya alam tersusun oleh
komponen biotik dan abiotik, dalam hal ini tanah merupakan bagian dari abiotic.
Artinya penyusun dari ekosistem itu sendiri adalah manusia sebagai bagian dari
komponen biotik.
Perkembangan perempuan pada Ekologi
Perempuan dalam memenuhi
kebutuhannya sebelum revolusi Industri
dengan bercocok tanam dalam pertanian yang sekaligus menjadi cerminan bahwa perempuan juga sekaligus menjadi sejarah penemu dalam
konsep pertanian. ekonomi subsisten dan
keberadaan pelestarian hutan.
Perempuan merupakan ahli
dalam hal pengetahuan holistis dan ekologis mereka tentang proses-proses alam
Reduksionisme menyeluruh dicapai ketika alam dikaitkan dengan sebuah pandangan
tentang ekonomi di mana uang adalah satu-satunya ukuran nilai dan kekayaan.
Peran Perempuan di kehutanan dan
Lingkunga Hidup ( menjelaskan) dalam Ruang Gerakan SYLVA.
Beberapa kesuksesan dan
kegagalan implementasi Pergerakan perempuan
lebih sering di-tinjau dari pergerakan-pergerakan ISU GENDER– bisa
tetapi tidak sepenuh-nya melulu itu. Bagaimana mengoptimalkan “isu
Internasional Lingkungan”?
Bersambung
Komentar
Posting Komentar