HARI BUMI


HARI BUMI

Isu lingkungan telah telah menjadi agenda dan fokus hubungan internasional semenjak akhir abad ke 20. Pertanda rusaknya bumi dan tidak pedulinya manusia  pada alam lingkungannya menjadi dasar gagasan Gaylord Nelson dan mengupakan isu lingkungan hidup masuk pada kurikulum Perguruan tinggi sejak 1969.  Perjuangan itu tak hanya itu, 22 April 1970 terjadi Aksi Demonstrasi  besar-besaran dalam penyadaran perlunya menjaga lingkungan hidup dan pengecaman  unttuk perusak bumi. Peristiwa tersebut manrikperhatian dunia sehingga lahirlah peringatan 22 April sebagai hari bumi sedunia.

Berbagai aktivitas manusia dibumi seperti pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor, pabrik-pabri modern serta pembangkit listrik, pertanian banyak menggunakan pestisida dan penggundulan hutan selama ini menghasilkan Gas Rumah Kaca di atmosfer. Gas ini meneruskan cahaya matahari tetapi menangkap energi panas dari bumi, semakin tebal konsentrasinya, semakin banyak panas bumi yang tertahan di permukaan sehingga menigkatkan suhu yang mempengaruhi iklim di bumi.



BUMI mengalami kerusakan signifikan tiap detik, kenyataan  bahwa setiap tahunnya tercatat 18  juta hektar hutan tropis menghilang. Emisi GRK Australia menyumbang 3 juta ton metana tiap tahun setara dengan 216 juta ton CO2 dan pembangkit listrik tenaga batubara menyumbang 180 juta ton CO2 per tahunnya.  Hutan Indonesia  dengan luas saat ini sekitar 120 juta hektar yang merupakan hutan tropis terbesar ketiga  di dunia yang juga mempunyai lahan gambut, menjadi harapan dunia untuk memegang peranan penting dalam mengurangi emisi karbon. Indonesia dalam Program REDD  menghadiri KTT perubahan iklim di KOPENHAGEN melakukan penandatanganan surat kesepakatan (letter of intent atau LOl) pada 26 mei 2010 dengan pemerintah Norwegia dalam komitmen menurunkan gas emisi 26% pada 2020. 



 Hal ini tentunya Indonesia sangat jelas tidak berkomitmen dalam menjaga lingkungan untuk Bumi dimana kondisinya memprihatinkan, Jumlah emisi yang dihasilkan lebih besar daripada fungsi hutan yang seharusnya sebag penyera emisi karbon.   Indonesia tiap tahun dengan tingkat laju kerusakannya mencapai 2 juta hektar per  tahun. 187,2 juta ton sampah plastik idonesia mencemari laut kawasan perairan Indonesia. Kalimantan  Timur khususnya Menurut data Forest Watch Indonesia (FWI) dalam kurun 9 tahun, hutan Kalimantan Timur  ini mengalami deforestasi seluas 1.81.858.297,62 hekta dengan laju Defrestrasinya mencapai 185.829,76 hektar tahun 2000-2009 begitu juga dengan 2009-2017. Bahkan terbaru tercemarnya  air teluk Balikpapan akibat tumpahan minyak PT.pertamina yang mengakibatkan rusaknya air laut sekaligus terganggunya biota laut dan berdampak kelumpuhan total ekonomi  para nelayan sebagai mata pencaharian warga setempat.



MENILIK KEBIJAKAN KEHUTANAN dan Lingkungan Hidup

Kebijakan Kehutanan Indonesia sejak masa orde baru telah memakai daratan Indonesia untuk kepentingan pembangunan dan perindustrian.  Dari total luas hutan di Indonesia yang dulunya ±191.944.000 hektar.  Kita dapat  melihat dari luas perkebunan kelapa sawit menurut Dephut di’Tropis’ NO.09 pada tahun 1999 seluas 2.957.079 hektar . menurut Wold Bank 2006. Deforestration in Indonesia; Review of the Situation in 2005 draft hutan lindung seluas 31.900.000 hektar.  Siaran pers WALHI Jakarta, November  2007  luas Hutan Tanaman Industri (HTI)  sebesar 7.861.251 hektar.  Luas HPH di Indonesia menurut FWI 2007 sebesar 38.025.891 hektar.  luas pertambangan menurut Jatam 20006 seluas 66.891.496 hektar.  Untuk kawasan Konservasi menurut Dephut.2007 strategicplan 2005-2010 sebesar 23.300.000 hektar
. 


 Data terkini dari Kementrian Lingkungan hidup dan kehutanan (KLHK) Luas hutan konservasi hanya sekitar 22,11 juta Ha.  Hutan Lindung 29,68 juta Ha. Hutan Produksi yang sangat naik luasanya mencapai 68,84 juta Ha.Luasan tambang yang semakin meluas dengan tingkat produksinya.  Dengan demikian dapat dilihat bahwa luas daratan di Indonesia sebagaian besar digunakan untuk kegiatan pembangunan , perindustrian maupun pertambangan yang mengakibatkan ketidakseimbangan alam.




Hilangnya Hutan Yang direncanakan dimasa lalu merupakan akibat dari pertumbuhan Hutan tanaman yang pesat serta bermunculannya Industri bubur kayu dan kertas.  Departemen kehutanan Perubahan kondisi kependudukan, desentralisasi pemerintah dan kepentingan untuk percepatan perluasan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2011-2025 merupakan pertimbangan kebijakan untuk perubahan Iklim. Berdasarkan kesepakatan para pihak fokus pembangunan Indonesia diklasifikasikan menjadi  8 program utama yaitu Kehutanan (trmasuk pertanian), Pertambangan, energy, Industri, kelautan Pariwisata, teknologi dan pengembangan daerah strategis. Hal tersebut dibagi dalam kegiatan ekonomi Utama termsuk perkayuan, pertambangan dan perkebunan. Kebijakan perencanaan ekonomi ini telah membawa konsekuensi meningkatnya tantangan terhadap sektor KEHUTANANdalam hal konversi lahan hutan untuk kepentingan di luar sektor Hutan. 



Peraturan perundangan terkait menurunkan Emisi sektor kehutanan dapat kita lihat di peraturan  UU. NO.31/2009 tentang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika(BMKG), UU. No 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan LingkunganHidup. No 10/2010 tentang cara perubahan peruntukan  dan fungsi kawasan Hutan, No 32/2011 tentang masterplan percepatan dan perluasan Pembangunan ekonomi Indonesia 2011-2025, No 71 tahun 22011 tentang Penyelenggaraan inventarisasi Gas Rumah kaca nasional. No 10.2011 tentang penundaan pemberian ijin baru dan penyempurnaan tata kelola hutan primer dan gambut No  P.49 MENHUT-II/2011 tentang rencana Tingkat Nasional tahun 2011-i2030 ( sumber KKBP dan Pengembangan Kehutanan pusat penelitian dan Perubahan iklim dan Kebijakan 2012).  Kementrian Lingkungan Hup dan Kehutanan Nomor  P.08/MenLHK-II//2015 tentang tatacara Perizinan usaha pemanfaatan peyerapan dan penyimpanan karbon Hutan produksi dan Hutan Lindung.



Berbagai Aturan telah dikeluarkan pada Tingkat nasional termasuk oleh Kementrian kehutanan yang tujuannya untukn mewujudkan pengelolaan hutan lestari.  Melalui berbagai kegiatan pembangunan Kehutanan seperti rehabilitasi hutan dan lahan, perlindungan dan konservasi hutan, Implementasi Praktek Pengelolaan Hutan lestari dan berkelanjutan,  Optimalisasi penerimaan negara, Pemanfaatan kawasan hutan. Kebijakan penurunan Emisi Kehutanan ditengah Kebijakan Perencanaan Pembangunan ekonomi merupakan tantangan untuk pelaksana kehutanan.



Teori Politik hijau (Green Politic)

Secara Umum, Manusia dan Lingkungan Hidup saling berhubungan. Manusia dapat mempengaruhi Linkungan, demikian juga halnya lingkungan dapat mempengaruhi manusia. Green Politik hadir untuk mengedepankan prioritas lingkungan dalam agenda politik. Isu tentang ancaman Lingkungan global sudah menjadi ancaman bersama oleh negara-negara di dunia, Individu maupun NGO. Sehingga persepsi krisis lingkungan tidak lagi merupakan persoalan ilmiah namun juga persoalan politik.  Menurut Sonny Keraf, krisis lingkungan juga merupakan masalah mora, karena itu perlu etika untuk mengatasinya. 


Dalam etika Lingkungan,  antroposentrisme merupakan cara pandang penyebab kerusan ekologi yang kita alami saat ini. Antroposentrisme memandang bahwa manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Alam hanya alat bagi pencapai tujuan manusia dan tidak mempunyai nilai pada diri sendiri. Cara pandang inilah yang selama ini dianut oleh sebagaian besar di dunia, sehingga mereka mengesampingkan pentingnya menjaga keseimbangan alam, dimana kepentingan manusia yaitu  pembangunan ekonomi lebih diutamakan sekalipun dengan cara mengeksploitasi alam secara berlebihan sehingga mengakibatkan krisis ekologi.


 Lain hal dalam  Biosentrisme menganggap bahwa setiap kehidupan dan mahklik hidup mempunyai nilai  dan berharga pada dirinya sendiri sehinbgga pantas mendapat pertimbangan dan kepedulian moral. Sedangkan dalam Deep Ecologi  yang merupakan teori Ekosentrisme juga menekankan pentingnya kesadaran akan hak alam yang sama statusnya dengan hak manusia yaitu Hidup dan berkembang sehingga nilai suatu benda di alam semesta ini tidak hanya berkaitan dengan kebutuhan atau kepentingan manusia.



Indonesia pada kenyataannya masih melakukan kebijakan kebijakan yang brsifat antroposentrisme sehingga banyak terjadi pengrusakan pengrusakan yang lahir dari tangan manusia itu sendiri .  kebijakan-kebijakan di Indonesia juga masih banyak  yang tidak pro lingkungan hidup.


Mari sama sama menjaga BUMI

Penyelamatan lingkungan diperlukan perubahan politik yang mendasar pada kesadaran mengenai kesatuan asasi dan alamiah antara manusia, hewan dan Tumbuhan.  Sebaiknya kita menanamkan paradigm baru yaitu  keberlangsungan Ekologis untuk menghentikan kebijakan kebijakan ekonomi dan politik yang bertujuan mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan gaya hidup konsumtif. Harapanya pembangunan harus berwawasan lingkungan dan bersaskan pada Grass Root Democracy


Mari bersama-sama memerangi kerusakan-kerusakan bumi ini dengan melakukan cara pandang dan pola perilaku masyarakat di sektor regional daerah kita  maupun nasional di Indonesia, saatnya kita mengedepankan Lingkungan Hidup , mengatur tata kelola lingkungan hidup yang baik dan terarah serta mari sama-sama melakukan aksi nyata secara nasional dan menyeluruh untuk melakukan penyadaran agar tidak melakukan pengerusakan lingkungan.  Kita dapat melakukannya dengan memberikan penyadaran-penyadaran atas Lingkungan Hidup di bumi ini  lintas  generasi,  pentingnya menjaga Hutan, hemat energy, budaya jalan kaki  dan mari Mananam POHON.


Selamat hari Bumi wahai  penghuni Planet Pertiwi !!

Lebih Lengkapnya ada di tulisan saya yang dimuat di Sketsa Unmul

Fitriyani Sinaga
Mahasiswa Kehutanan UNMUL

Komentar

TERPOPULER

Isolasi Lignin Pulp Soda dan Sulfat (Kraft)

Teknis Mesin Pancang Dalam Pemanenan HUTAN

Sejarah Sylva Indonesia: Rimbawan, yuk berjuang kolektif!

Masyarakat Adat vs RUU Pertanahan, Sebuah Refleksi Hari Tani, Utopis Kelestarian Hutan?

Kehutanan Berduka,Wafatnya Prof.Dr.Ir.H.R.Sambas Wirakusumah MSc.

Rimba 2019: Mahasiswa Berprestasi, Tanamkan Kode Etik Rimbawan

Karhutla di Kaltim: Surga Angrek Hitam Cagar Alam Kresik Luway Hangus

Symposium dan Konferensi Nasional Sylva Indonesia Jogjakarta

UPAYA REHABILITAS LAHAN KRITIS

Informasi data berita tentang fakta,edukasi dan analisis tentang kehutanan, pertanian, pendidikan budaya sosial dan lingkungan hidup. Ragam berita konservasi dan sains lingkungan. @ Seorang pembelajar yang menyenangi membaca dan menulis Jurnal ilmiah. Acap kali juga ngopi dengan penjaga toilet, satpam dan tukang parkir di pinggiran jalan . Kadang mendaki gunung dan memancing ikan dilaut. Masa kecilku Sering nongkrong di sawah bersama petani dan mengembala kerbau di Ladang. @nagadragn